Senin 07 Mar 2016 03:17 WIB

Menguak Keunikan Kampung Adat Kuta di Ciamis

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Rumah Adat Kampung Kuta
Foto: Fuji E Permana
Rumah Adat Kampung Kuta

REPUBLIKA.CO.ID, Kampung Kuta berasal dari kata Mahkuta. Menurut tradisi lisan, wilayah Kampung Kuta di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Ciamis, Jawa Barat, saat ini merupakan daerah yang sempat akan dijadikan pusat Kerajaan Galuh pada masa Prabu Permana Dikusuma.

Hingga saat ini, masyarakat Kuta percaya, wilayah Kampung Kuta merupakan tempat peninggalan Kerajaan Galuh. Leuweung Gede merupakan pusat kerajaan yang dibatalkan. Bahan-bahan bangunan yang terlanjur dipersiapkan di sana kini tinggal berupa gundukan.

Terdapat gundukan kapur, sekarang disebut Gunung Kapur, semen merah atau tanah merah (Gunung Semen), peralatan (Gunung Barang), dan pandai besi (Gunung Pandai Domas). Kemudian Leuweung Gede dan tempat-tempat penyimpanan bahan bangunan yang gagal digunakan saat ini ditetapkan sebagai tempat keramat.

Untuk memelihara dan menjaganya, masyarakat menetapkan Juru Kunci (Kuncen). Masyarakat setempat meyakini, Ki Bumi merupakan kuncen yang pertama sekaligus peletak dasar kehidupan di Kampung Kuta. Ki Bumi juga menjadi panutan masyarakat Kuta. Tingkah laku dan ucapannya dijadikan pedoman.

Adat istiadat masyarakat Kuta kini merupakan runtutan sejarah yang tidak bisa dilepaskan dari cerita Kerajaan Galuh awal. Masyarakat sekitar ada yang meyakini Ki Bumi adalah Pangeran Pakpak yang diutus Raja Cirebon untuk menyebarkan agama Islam ke daerah selatan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement