REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sedikitnya 18 orang pengungsi yang berupaya menuju Yunani tewas tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi karam di sebuah pantai di Turki, Ahad (6/3), demikian dilaporkan kantor berita pemerintah Turki, Anatolian.
Penjaga pantai Turki, yang menggunakan kapal cepat dan helikopter, menyelamatkan 15 orang dan mendapati 18 jenazah di Laut Aegean dekat Kota Didim. Upaya penyelamatan dilanjutkan untuk mencari korban-korban lain yang kewarganegaraannya masih disembunyikan.
Dilansir Reuters, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu akan berkunjung ke Brussels pada Senin (7/3), untuk pertemuan darurat bersama para pemimpin Uni Eropa membahas berbagai strategi menangkal migrasi ilegal ke negara-negara Uni Eropa, yang mayoritas melewati negara calon anggota Uni Eropa yakni Turki.
Sebanyak satu juta orang sudah tiba di Eropa lewat rute-rute ilegal pada tahun 2015, banyak dari mereka meninggalkan negerinya di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia akibat kesulitan ekonomi dan konflik politik. Mayoritas mereka datang lewat Turki, yang berbatasan dengan Suriah, Iran, dan Irak.
Menurut data terbaru Organisasi Migrasi Internasional (IOM), pada tahun ini, sekitar 135 ribu orang migran sudah masuk ke Eropa, 126 ribu di antaranya lewat Turki, dan 418 migran tercatat tewas, termasuk 321 orang orang melintasi rute timur Mediterania dari Turki ke Yunani.
Uni Eropa telah menawarkan Turki bantuan sebesar 3 miliar euro untuk menghentikan para migran melakukan perjalanan yang berbahaya. Krisis migrasi ini telah membuat para politisi utama Uni Eropa terbelah dan mengancam kebijakan perbatasan-terbuka blok tersebut.