Senin 07 Mar 2016 08:44 WIB

Ini yang akan Dirasakan Warga Jakarta Saat Gerhana Matahari Total

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
gerhana matahari total terlihat dari Provinsi Hunan di Cina tahun 2009.
Foto: Reuters
gerhana matahari total terlihat dari Provinsi Hunan di Cina tahun 2009.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Jakarta dan sekitarnya memang tidak merasakan secara langsung gelapnya pagi hari saat berlangsung gerhana matahari total (GMT) pada Rabu pagi (9/3) mendatang.

Namun, warga Jakarta dan sekitarnya bisa merasakan redupnya suasana pagi Ibu Kota yang tidak seperti biasanya saat berlangsungnya gerhana matahari.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, wilayah Jakarta dan sekitarnya memang bukan lintasan terjadinya GMT. Di Jakarta dan wilayah Indonesia lainnya di luar jalur GMT, hanya akan melihat gerhana sebagian.

"Untuk Jakarta hanya terjadi 88 persen piringan matahari yang tertutup bulan. Suasananya tidak gelap, hanya meredup," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (7/3). Kondisi gerhana matahari sebagian ini ditunjukkan dengan matahari terlihat seperti sabit di langit Timur.

Suasana redup di Jakarta dan sekitarnya, lanjut dia, mengikuti proses gerhana. Proses gerhana di Jakarta dan Jawa umumnya mulai terjadi sekitar pukul 06.20 WIB dan puncak gerhana sebagian sekitar pukul 07.21 WIB, yang kemudian berakhir sekitar pukul 08.32 WIB.

GMT di Indonesia akan melewati Indonesia dan dirasakan di 12 provinsi, di antaranya Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.

Thomas juga mengungkapkan, di pusat jalur gerhana total, GMT terpendek terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan, Sumatra Barat, selama 1 menit 54 detik dan terpanjang di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, selama 3 menit 17 detik. Totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Nugini selama 4 menit 9 detik.

Baca juga, Nikmati Gerhana Matahari Total dari Jembatan Ampera.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement