REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pemerintah kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) sedang melakukan revitalisasi sistem transportasi. Sehingga, dari awalnya terhitung 60 titik kemacetan, saat ini terdapat 25 titik di Tangsel.
Meskipun, Drs. H. Sukanta, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Tangsel mengaku, karena adanya pembangunan infrastruktur jalan tersebut, menyebabkan adanya beberapa titik kemacetan baru.
"Titik rawan kemacetan di Tangsel ada 25 titik. Tadinya 60 titik, karena sudah diperbaiki. Tapi mungkin ada tambahan di sana sini karena adanya perbaikan infrastruktur tersebut. Seperti misalnya di Jalan Siliwangi, atau di Jalan Jombang, Bintaro yang memang sedang dilakukan perbaikan," ujarnya kepada Republika, Senin (7/3).
Sementara itu, dia mengaku saat ini Tangsel sedang merintis jalur khusus untuk Mass Rapid Transit (MRT), yang nantinya untuk mengalihkan masyarakat kota Tangsel yang masih berkendaraan pribadi agar beralih ke kendaraan umum sebagai alat transportasi mereka. Hal itu diyakini dapat mengurai kemacetan yang ada di Tangsel.
Selain itu Sukanta mengaku sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI untuk meningkatkan volume serta pelayanan bagi pengguna transportasi kereta rel listrik (KRL). Tidak hanya itu, kini juga sedang dirintis beberapa seattle di perumahan-perumahan yang terintegrasi dengan lima stasiun di Tangsel.
"Seperti halnya di Bintaro sudah ada seattle yang terkoneksi ke Stasiun Jurangmangu. Nanti akan kita tambah seattle-seattle lain agar masyarakat yang ingin menggunakan KRL sebagai alat transportasinya tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi lagi menuju stasiun," katanya menjelaskan.
Tidak hanya itu, revitalisasi Terminal Pondok Cabe yang ditargetkan rampung pada tahun ini juga diharapkan akan mengurangi sebagian masyarakat yang masih memilih kendaraan pribadi sebagai transportasi sehari-hari. Sukanta mengaku, pihaknya sebagai pengawas dalam pembangunan terminal yang diproyeksikan menjadi tipe A itu saat ini sudah mencapai 25 persen.
Terminal penumpang tipe A, yaitu melayani kendaraan penumpang umum, mulai dari antarkota antarprovinsi (AKAP), dan angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP), dan angkutan kota (angkot).
Menurut Sukanta, berdasarkan kajian dari tim ahli, masyarakat kota Tangsel sebagian besar masih menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi mereka.
Tercatat kurang lebih sebanyak 70 persen masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dan hanya sekitar 30 persen masyarakat menggunakan kendaraan umum. Hal itu yang berkontribusi besar dalam meningkatkan kemacetan di Tangsel.