Rabu 09 Mar 2016 12:27 WIB

Ribuan Warga Palembang Shalat Gerhana di Masjid Agung SMB

Rep: Maspril Aries/ Red: Andi Nur Aminah
Ribuan warga Palembang dan sekitarnya, sejak Rabu (9/3) sebelum waktu shalat Subuh sudah ramai memadati Jembatan Ampera yang ditutup sejak pukul 00.00 WIB. Warga datang untuk menyaksikan langsung fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT).
Foto: Republika/Maspril Aries
Ribuan warga Palembang dan sekitarnya, sejak Rabu (9/3) sebelum waktu shalat Subuh sudah ramai memadati Jembatan Ampera yang ditutup sejak pukul 00.00 WIB. Warga datang untuk menyaksikan langsung fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Menyambut kebesaran Allah SWT yakni gerhana matahari total (GMT), ribuan warga Palembang mendatangi Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) untuk melaksanakan shalat gerhana. Warga datang untuk mengikuti shalat gerhana dengan Imam Nawawi Dencik Al Hafizh, imam besar Masjid Agung SMB. 

Suasana saat shalat berlangsung seperti pada saat shalat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Walau tidak sampai ke jalan-jalan di sekitar masjid, warga yang shalat hampir di seluruh pelataran masjid hingga ke taman-taman di sekitar masjid tersebut.

Sebagian jamaah yang hadir banyak pelajar SMP dan SMA. Menurut pelajar, mereka datang ke shalat gerhana ke Masjid Agung karena diminta guru berdasarkan edaran dari Kepala Dinas Pendidikan Sumsel yang meminta siswa melakukan shalat gerhana berjamaah.

Walau shalat gerhana yang mulai berlangsung sekitar pukul 6.20 WIB, masjid terbesar di Sumatra Selatan (Sumsel) sudah dipenuhi jamaah sejak Shalat Subuh sekitar pukul 04.30 WIB. Usai shalat, sebagian warga bergegas ke luar masjid menuju Jembatan Ampera yang berjarak sekitar 300 meter dari masjid. Sebagian lainnya masih berada di dalam masjid mendengar ceramah dari khatib Syarifuddin Yacub.

Di Palembang, shalat gerhana juga berlangsung di beberapa masjid di sekitar permukiman warga. Begitu juga di masjid milik Pemerintah Provinsi Sumsel yakni  Masjid Taqwa yang berada di jalan Talang Kerangga.

Di tepi sungai Musi, di kawasan perkampungan Arab Al-Munawar di jalan KH Azhari 13 Ulu, warga juga melaksanakan shalat gerhana di tempat terbuka. Suasana shalat gerhana di tempat ini sedikit berbeda karena mereka yang datang banyak yang menggunakan baju gamis berwarna putih.

Menurut khatib Syarifuddin Yacub dalam ceramahanya, GMT merupakan fenomena alam yang cukup langka dan pada 2016 ini hanya bisa dilihat di sejumlah daerah wilayah Indonesia. “Kesempatan menyaksikan peristiwa langka ini  merupakan berkah dan patut disyukuri dengan melaksanakan shalat berjamaah dan memanjatkan doa serta puji syukur atas nikmat kesehatan yang diberikan hingga saat ini,” katanya.

Selain di Palembang, shalat gerhana juga berlangsung di komplek tambang batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim. Menurut Haryanto karyawan PTBA, shalat gerhana berlangsung di Masjid Jamik Bukit Asam dipimpin imam dan khatib ustadz Priadi.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement