REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar Jakarta, Achmad Dimyati Natakusumah menegaskan pihaknya tidak mengakui majelis islah yang dibentuk Ketua Umum PPP Bandung, Suryadharma Ali (SDA).
Namun, kubu muktamar Jakarta menghormati upaya SDA untuk menyatukan seluruh pihak yang bertikai di internal PPP. "Menghormati saja (majelis islah), intinya tidak mengakui tapi menghormati," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (9/4).
Dimyati melanjutkan, kubu Djan sudah membentuk tim islah yang mengupayakan islah antara kubu Jakarta dan Surabaya. Namun, bukan majelis islah. Dalam tim islah itu, memang dimasukkan SDA ke majelis islah yang dibentuknya.
Namun, tim islah PPP hasil kepengurusan Jakarta tidak berjalan dengan dasar majelis islah yang dibentuk SDA. Sebab, seluruh anggota tim islah dari kubu Djan sudah masuk di kepengurusan hasil muktamar VIII Jakarta.
Dimyati bahkan mengaku tidak mengetahui soal majelis islah yang dibentuk oleh SDA. Sebab, majelis islah bukan hasil pembahasan di kepengurusan Jakarta. Bahkan, Dimyati menegaskan tidak ada intruksi dari DPP PPP muktamar Jakarta untuk ikut dalam majelis islah.
"Tidak mungkin itu intruksi dari muktamar Jakarta, saya kan sekjendnya," tegasnya.