REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Politisi senior Partai Golkar Akbar Tanjung meminta musyawarah nasional (munas) partai berlambang pohon beringin itu tidak ditunda-tunda lagi karena akan merugikan antara lain tidak bisa ikut Pilkada 2017.
"Saya dengar munas itu akan digelar 27 Mei 2016 dan itu sangat bagus," kata Akbar Tanjung di sela menerima UNS Award bersama H Adi Sasono dalam Sidang Senat Terbuka Lustrum VIII Universitas Sebelas Maret (UNS) yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Kampus UNS Kentingan Solo Jawa Tengah, Jumat (11/3).
Ia mengatakan kalau sampai Munas Partai Golkar itu ditunda maka persiapan untuk menghadapi Pilkada 2017 sangat sedikit. Akbar mengatakan waktu penyelenggaraan Munas Partai Golkar pada akhir Mei sangat pas untuk memberi kesempatan pengurus baru melakukan konsolidasi dalam mempersiapkan kadernya mengikuti Pilkada.
"Sudah baik itu. Saya dapat informasinya bahwa akan dilakukan 27 Mei. Pilihan tanggal itu sudah sangat pas. Karena persiapan Pilkada sudah harus dilakukan mulai Juni. Artinya masih ada kesempatan pengurus baru mempersiapkan setidaknya selama sebulan," katanya.
Namun demikian Akbar menegaskan tidak memiliki kepentingan untuk mendukung salah satu kader dalam pencalonan ketua umum Partai Golkar periode berikutnya. Menurutnya, siapapun bisa memimpin Golkar asal memiliki kapabilitas dan kemampuan membawa partai lebih besar ke depan, meneruskan kepemimpinan yang telah dirintis para seniornya.
(Baca juga: Jika Munas Ditunda, Golkar Terancam tak Bisa Ikut Pilkada)