Ahad 13 Mar 2016 02:11 WIB

LIMA: Tolak Deparpolisasi dan Derakyatisasi dalam Pilkada 2017

Rep: C30/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menegaskan deparpolisasi harus ditolak dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 mendatang. Selain itu, ia juga menilak adanya derakyaktisasi dalam Pilkada.

Ray menjelaskan pada pilkada 2017 ini masih banyak partai politik yang belum menentukan sikap untuk  mendukung kandidat tertentu. Hal tersebut terkesan membuat partai justru terlihat mengulur-ulur waktu lalu.

Apalagi kata dia, anggota partai politik kali ini terlihat enggan untuk menjemput bola. Seolah kata dia, membiarkan calon yang akan mengunjungi pihaknya untuk meminta dukungan.

"Saya menolak deparpolisasi yang jumawa, sombong, dan tidak mendengarkan suara rakyat," ujarnya.

Misalnya kata dia, salah satu partai yang belum menentukan sikap memberikan karena memiliki mekanisme sendiri di dalam partainya.

Menurut Ray, jika pun memiliki mekanisme setidaknya jangan menjelang akhir batas waktu baru mereka mengusung salah seorang calon.

"Meskinya partai dari jauh-jauh hari menyiapkan calon," tegas Ray.

Selain tidak setuju dengan deparpolisasi, Ray juga dengan tegas menolak adanya derakyatisasi dalam Pilkada. Ia menilai Parpol memiliki kecenderungan untuk meminggirkan peran rakyat terkait pengambilan keputusan-keputusan penting.

Partai politik memiliki kecenderungan untuk meminggirkan peran rakyat terkait pengambilan keputusan-keputusan penting. Alasannya para anggota partai ini hanya membutuhkan rakyat pada masa pencalonan saja namun saat sudah terpilih justru terlalu asyik dengan anggota partai sendiri.

"Derakyatisasi juga kita tolak, kita ingin semua kandidat bertarung sehat dan membicarkan kepentingan untuk rakyat bukan antar calon," tegasnya.

Misalnya kata Ray, tentang program pemerintah provinsi DKI yang hendak membuat pulau reklamasi di pantai Utara Jakarta. Dari sana kata dia, para calon bisa mencuri perhatian rakyat pantai utara terutama para nelayan yang secara tegas menolak reklamasi tersebut.

"Misalnya dengan adanya reklamasi tersebut itu apakah kita setuju atau tidak, ini cara mencari perhatian rakyat," ujar Ray.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement