REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sungai Citarum di daerah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, untuk kesekian kalinya meluap dan menimbulkan banjir tahunan. Hujan deras yang berlangsung sejak Selasa (8/3) hingga Ahad dini hari (13/3) dengan puncak hujan deras pada Sabtu (12/3) pukul 16.00–19.30 WIB menyebabkan banjir yang cukup luas.
Akibatnya, 15 daerah di Kabupaten Bandung terendam. Banjir meliputi Kecamatan Cicalengka, Rancaekek, Cileunyi, Solokan Jeruk, Majalaya, Ciparay, Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Pameungpeuk, Banjaran, Arjasri, Cangkuang, Katapang, dan Kutawaringin.
Berdasarkan data sementara hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Bandung, sebanyak 5.900 KK atau 24 ribu jiwa terdampak banjir dan lebih dari 3.000 jiwa mengungsi. Tinggi banjir sekitar 80 hingga 300 sentimeter. Daerah di sekitar bantaran Sungai Citarum dan cekungan, tinggi banjir mencapai tiga meter.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, banjir telah menyebabkan dua orang meninggal dunia dan tiga orang hilang. Korban meninggal adalah Risa (13 tahun) akibat tersengat listrik saat banjir dengan alamat di Kampung Ciburuy, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, dan Ibu Ela (40 tahun), warga Kampung Sawahluhur, RW 10, Desa Sukasari, Kecamatan Pameungpeuk, akibat terseret arus.
Sedangkan, tiga orang yang hilang adalah suami Ibu Ela dan kedua anak perempuan Ibu Ela. Saat banjir, mereka mengungsi ke bangunan di tepi sungai yang kemudian roboh. Saat ini, tim BPBD dan Basarnas masih melakukan pencarian.
Sutopo mengatakan, hujan deras juga menyebabkan longsor di Kampung Lemburkebon, RT 3 RW 7, Desa Padasuka, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Satu rumah rusak berat tertimbun longsor, tetapi tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri meskipun rumah tertimbun material longsor seluruhnya. Saat ini, mereka mengungsi ke kerabat terdekat. Sementara itu, angin kencang saat hujan juga merusak beberapa rumah di Desa Rancatungku, Kampung Mengger, RW 03 dan RW 04, Desa Rancatungku.
BPBD Kabupaten Bandung, BPBD Provinsi Jawa Barat, TRC BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, beberapa komunitas penggiat kebencanaan, seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Tabara, Unit Cegah Siaga, relawan, dan masyarakat saling membantu melakukan penanganan darurat.
Upaya BPBD saat ini masih melakukan evakuasi dan penyelamatan korban. Pengungsi ditempatkan di beberapa lokasi, seperti Kantor Kelurahan Baleendah, Gedung Inkanas, GOR SKB, Gedung Juang, Gedung PDIP, Kantor Kecamatan Dayeuh Kolot, Kantor Camat Baleendah, Masjid Al Sofia, dan sarana prasarana umum lainnya di tiga kecamatan.
Kepala BNPB Willem Rampangilei telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi BPBD dan memberikan bantuan untuk penanganan darurat banjir. Bupati Bandung sedang menyiapkan status darurat banjir.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Begitu juga air bersih, pakaian, obat-obatan, dan dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat.
Daerah di sekitar hulu Sungai Citarum yang meliputi Majalaya, Ciparay, Baleendah, Dayeuh Kolot, Bojongsoang, dan lainnya yang saat ini terendam adalah daerah rawan banjir. Kondisi topografinya merupakan cekungan seperti mangkuk.
Namun, wilayah ini telah berkembang menjadi permukiman dan kawasan industri yang padat penduduknya. Sungainya juga mengalami sedimentasi dan penyempitan sehingga mudah meluap.
Ini diperparah dengan rusaknya daerah aliran sungai di bagian hulu sehingga banjir tahunan selalu berulang. Berbagai upaya pengendalian banjir telah dilakukan, baik upaya struktural maupun nonstruktural. Namun, upaya ini kalah cepat dibandingkan dengan faktor-faktor penyebab banjir sehingga banjir belum dapat dituntaskan.