REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) tengah menjajaki pengembangan energi terbarukan dengan memanfaatkan rumput laut. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Rumput Laut tersebut menggandeng dua lembaga pendidikan di tanah air.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PJB, Muljo Adji mengatakan, pilot project pengembangan energi terbarukan dari rumput laut tersebut dilakukan di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.
Saat ini, PT PJB masih membahas mengenai teknologi yang akan digunakan untuk operasional green energy tersebut. Dia menjelaskan, dalam pengembangan energi terbarukan tersebut PT PJB menggandeng Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas Sam Ratulangi Manado.
Keduanya memiliki profesor yang fokus dalam penelitian dan pengembangan rumput laut. Namun, Undip ditunjuk oleh Universitas Sam Ratulangi agar menjadi lead dalam pengembangan proyek tersebut.
“Mudah-mudahan tahun ini mulai dilakukan, dimulai dari observasi atau penanaman rumput laut,” kata Muljo Adji di sela Technical Meeting lomba Snapublish PJB 2016 di kantor pusat PJB, Surabaya, Selasa (15/3).
Dari observasi tersebut, akan diketahui jangka waktu pertumbuhan rumput laut serta kebutuhan rumput laut untuk menghasilkan energi dalam jumlah tertentu. “Nanti kami akan kerja sama dengan para petani rumput laut lokal di Minahasa Selatan, rumput lautnya diolah dengan teknologi menjadi gas, kemudian gasnya diolah untuk pembangkit listrik PJB,” kata Muljo Adji.
Selain rumput laut, PT PJB juga mengembangkan energi terbarukan dari tenaga angin, tenaga surya, dan gelombang arus laut. Protitipe Pembangkit Listrik Tenaga Angin dibangun di kawasan Cirata Jawa Barat, disusul pembangunan Pembangkit Listruik Tenaga Surya (PLTS) 1 MW yang juga di Cirata.
Terkait PLTS, PT PJB mengharuskan setiap pembangkit memiliki panel surya (solar cell) sesuai dengan kebutuhan unit masing-masing. Meskipun hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik di dalam unit tersebut. Selain itu, di Cirata, PJB juga mempelajari cara memonitor PLTS di tempat lain melalui satu lokasi. “Kalau itu berhasil, PJB siap membangun PLTS di mana pun yang bisa dimonitor dari Cirata,” katanya.
Sedangkan penjajakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang, PJB telah melakukan survei di Flores. Menurutnya, kepala daerah Flores mendukung pengembangan tersebut. Di dalam rencana APBD Flores akan membangun jembatan di antara dua pulau. Di bawah jembatan tersebut nantinya akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (Tidal Power).
Nantinya, Tidal Power tersebut akan bersifat floting atau mengikuti arus sehingga bisa menghasilkan energi listik. Namun, pengembangan tersebut masih membutuhkan persetujuan anggaran, perizinan, dan lain sebagainya. Ia menargetkan, dalam delapan bulan sampai satu tahun proses-proses tersebut sudah bisa dilalui sehingga bisa langsung eksekusi.