Rabu 16 Mar 2016 05:54 WIB

Densus 88 Dinilai tak Paham Etika

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Personel Densus 88 berjaga di depan rumah terduga teroris di Jakarta Selatan, Ahad (22/3).
Foto: Antara
Personel Densus 88 berjaga di depan rumah terduga teroris di Jakarta Selatan, Ahad (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan,  Densus 88 kinerjanya harus diperbaiki. Selama ini kerja Densus abai terhadap nilai-nilai Hak Asasi manusia (HAM), hampir semua terduga teroris berakhir mati.

Densus 88 saat  menggeledah TK Roudlatul Athfal Terpadu, Klaten dinilai mengabaikan perlindungan anak. Seharusnya Densus 88 diberikan pemahaman tentang etika penangkapan.

"Bahkan di perang saja ada etika berkaitan dengan Perlindungan terhadap anak-anak, perempuan, rumah ibadah. Masak aparatur seperti Densus 88 tidak memahami itu, makanya  profesionalisme Densus 88 perlu dievaluasi," katanya, Selasa, (15/3).

Sikap Densus 88 seperti itu  membahayakan anak yang tak bersalah. Selain itu juga memberikan dampak traumatik yang panjang bagi anak-anak.

Baca juga, Ustaz Erick: Semua Tindakan Densus 88 Dipertanggungjawabkan Kepada Allah.

Evaluasi Densus 88, jelas Dahnil, harus dilakukan oleh tim independen  yang dibentuk oleh Presiden. Tugasnya melakukan evaluasi yang menyeluruh terhadap Densus 88.

"Hal yang perlu diperbaiki dalam Densus 88 adalah sistemnya dan tim penanganan terorisme. Cara kerja Densus 88 perlu dievaluasi besar-besaran, kalau ada anggota Densus melanggar perlu dihukum," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement