REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR, Lucky Hakim, merekomendasikan tiga hal terkait ujian nasional (UN). Semuanya berkaitan dengan evaluasi proses belajar menjelang UN.
Tiga hal penting tersebut adalah soal kurikulum yang akan diuji pada UN nanti. Lucky melihat pada pelaksanaan try out tingkat SMA/MA beberapa bulan lalu menunjukkan ketidakseimbangan dan ketidakselarasan.
Kurikulum yang digunakan pada soal try out kemarin adalah campuran K13 (Kurikulum 2013) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Padahal selama ini para siswa tidak semua mendapatkan K13 dan KTSP.
"Bagaimana jika ada sekolah yang hanya memberikan K13 kepada siswanya dan nasib para siswa yang selama ini hanya mendapat pelajaran berbasis KTSP. Hal ini berpotensi membuat siswa akan kesulitan dalam mengerjakan soal UN nanti.” politisi PAN dari dapil Kota Bekasi dan Depok ini, di Jakarta, Rabu (16/3).
Kedua, Wasekjen DPP PAN ini mencermati persoalan kesiapan sekolah di daerah dalam menghadapai UN berbasis komputer (UNBK). Persoalan teknis seperti kepastian adanya komputer dan perangkat lain yang digunakan dalam pelaksanaan UN seharusnya dipersiapkan jauh hari sebelum UN.
"Komisi X DPR masih menemukan sekolah yang ternyata kesiapan teknis UNBK masih sangat memprihatinkan. Sekolah tersebut berada di Kota Medan yang notabenenya merupakan kota besar. Bagaimana dengan sekolah yang berada di pelosok daerah seperti di Merauke, ” tegas ujar Lucky mempertanyakan.
Persoalan ketiga adalah kebocoran soal. Lucky mendesak Mendikbud agar menjamin kerahasiaan soal UN mendatang. Mendikbud harus menjamin agar tidak ada kebocoran soal UN seperti yang selalu kita dengar setiap tahun menjelang pelaksanaan UN.
Kalau dipandang perlu, Lucky mempersilahkan Mendikbud membentuk satgas atau semacam badan khusus di bawah Kemendibud untuk mengawasi pelaksanaan UN baik dari pembuatan soal hingga pendistribusian ke sekolah. Aparat kepolisian dilibatkan demi menjaga pelaksanaan UN yang jujur dan tertib.
UN pada tingkat SMA/MA dan SMK/MAK akan dilaksanakan pada 4-7 April. Siswa akan mengikuti kegiatan tersebut untuk memperoleh nilai yang akan digunakan untuk melanjutkan proses pendidikan.