Kamis 17 Mar 2016 16:53 WIB

Islamofobia Dituding Masih Warnai Penanganan Terorisme

Rep: Puti Almas/ Red: Achmad Syalaby
Stop Islamofobia
Foto: wordpress.com
Stop Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangkaian tindak terorisme yang terjadi di dunia, termasuk di Tanah Air sering kali dikaitkan dengan paham radikalisme keagamaan tertentu, khususnya Islam. Hal ini karena dalam tindakan tersebut tak jarang pelaku yang memberi label diri sebagai Muslim yang berjihad. 

Hal tersebut kemudian menyebabkan munculnya istilah Islamofobia. Istilah ini merujuk pada prasangka serta diskriminasi terhadap para Muslim, khususnya terjadi setelah peristiwa serangan di gedung World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat (AS) pada 11 September 2001 lalu.

Pengamat terorisme dari Certified International Investment Analyst (CIIA), Harist Abu Ulya mengatakan Islamofobia menjadi isu yang sangat sensitif di Indonesia. Sering kali, hal ini juga dapat berkaitan dengan cara-cara penanganan tindakan terorisme yang terjadi di Tanah Air. 

"Sangat mungkin ya ada unsur Islamofobia dalam penanganan tindakan terorisme di Tanah Air. Hal ini bisa kita lihat dari kasus-kasus yang terjadi, di mana personil Densus 88 bertindak tidak profesional pada terduga teroris," ujar Harits kepada Republika.co.id, Kamis (17/3). 

Dia mencontohkan, kasus tewasnya terduga teroris dari Klaten, Jawa tengah bernama Siyono (34). Ia meninggal setelah dilakukan penangkapan dalam operasi teroris oleh Densus 88. 

Menurut Harits, sudah seharusnya dilakukan audit terhadap kinerja pasukan khusus tersebut. Selama ini, ia melihat banyak terduga teroris yang ditangani secara tidak profesional, atau dalam arti tak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. 

"Sudah 120 orang terduga teroris yang tewas dalam proses penangkapan. Padahal, ini proses penangkapan di mana harusnya aparat tidak boleh asal menangani, apalagi sampai mengakibatkan kematian. Mereka harus memperhatikan aspek HAM," jelas Harits.  

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement