Kamis 17 Mar 2016 18:57 WIB

Pesaing Ahok Harus Menarik untuk Diberitakan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersalaman dengan warga saat membuka Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pulo Gundul di Jalan Kramat, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersalaman dengan warga saat membuka Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pulo Gundul di Jalan Kramat, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemberitaan Kantor Berita Antara Aat Syafaat menilai sosok calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dianggap cukup menarik bagi sejumlah media untuk diberitakan lantaran gaya komunikasi dan perilakunya.

Aat memandang pesaing Ahok dalam Pilkada nanti semestinya juga memiliki sisi kontroversial positif yang menarik diberitakan, agar bisa bersaing dalam pemberitaan media.

"Pak Ahok 'seksi' di pemberitaan, maka orang yang mau 'head to head' dengan Pak Ahok, jika perlu memang harus kontroversial," ujar Aat Syafaat saat menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Kibar Indonesia "Kursi Panas DKI I Tanpa Dukungan DPRD, Berhasilkah?", di Jakarta, Kamis (17/3).

Secara pribadi dari kacamata seorang jurnalis, dia memandang ada beberapa sosok yang belakangan disebut akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, yang juga menarik dari sisi pemberitaan.

"Untuk saat ini saya melihat Pak Yusril, dengan perkara hukum yang dia tangani umumnya kan berhasil, pikirannya juga tajam. Lalu mungkin juga bisa saja Ahmad Dhani. Dulu waktu Barack Obama mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat juga siapa yang mengira dia terpilih," tutur Aat.

Dia mengatakan media bisa saja "mengubah" seekor cacing menjadi naga, maupun sebaliknya. Namun, dia mengingatkan bahwa pemberitaan media harus lah senantiasa berimbang. Media juga harus netral dalam menyikapi proses demokrasi layaknya Pilkada DKI Jakarta.

Sementara itu, berkaitan dengan keputusan Ahok menempuh jalur pencalonan perseorangan atau "independen", jurnalis senior itu menilai seorang calon independen tidak bisa terlahir dalam sekejap. Seseorang harus "berinvestasi" lama untuk bisa sukses menempuh jalur independen.

"Calon independen biasanya harus 'investasi' nama sejak lama, itu yang mahal dari seorang calon independen," ujar Aat.

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan digelar 2017 melalui pilkada serentak. Calon petahana Ahok telah memutuskan maju melalui jalur perseorangan atau independen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement