REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR Tantowi Yahya mengatakan sudah tepat nota protes yang disampaikan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Cina, karena dinilai telah melanggar kedaulatan Indonesia dan menghalangi penangkapan KM Kway Fey.
"Nota protes itu sudah tepat," katanya di Jakarta, Senin (21/3).
Dia menilai nota protes yang disampaikan melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi itu harus segera ditanggapi pemerintah Cina karena kalau tidak maka mereka tidak minat bangun hubungan yang saling menghormati dan menghargai. Dia mengatakan, hal lain yang harus diperhatikan terkait insiden di Natuna, bahwa Indonesia harus meningkatkan kegiatan di lautan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) agar eksistensi Indonesia kelihatan.
Tantowi menilai pihak Cina awalnya mengklaim sebagian perairan Natuna masuk wilayahnya namun setelah protes keras Indonesia, mereka akhirnya mengakui. "Itu artinya, titik-titik kosong di lautan harus diantisipasi agar tidak diklaim negara lain," ujarnya.
Selain itu Tantowi mengapresiasi awak kapal KP Hiu 11 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang proaktif bekerja mencegah pencurian ikan di laut Indonesia. Menurut dia, munculnya kapal penjaga pantai Cina dapat diartikan pemerintah Beijing tidak sreg dengan ketegasan Indonesia dalam memberantas pencurian ikan atau illegal fishing.
"Beberapa kali kapal-kapal Cina lolos dari jerat hukum di Indonesia, termasuk yang paling baru di Laut Maluku," katanya.