Selasa 22 Mar 2016 22:14 WIB

Pelajar Turun ke Sungai Peringati Hari Air

Peringatan Hari Air Dunia 2016 diadakan Festival Perahu di Sungai Ciliwung, Selasa (22/3).
Foto: Ist
Peringatan Hari Air Dunia 2016 diadakan Festival Perahu di Sungai Ciliwung, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Puluhan pelajar Al-Husyaeniyah dan anggota Palang Merah Remaja Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat turun ke sungai membersihkan sampah untuk memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada Selasa.

"Di Hari Air Sedunia ini kami ingin memberikan pelajaran kepada pelajar tentang pentingnya menjaga lingkungan, khususnya sumber air yang saat ini sudah banyak yang rusak akibat ulah manusia itu sendiri," kata salah seorang guru Al-Husyaniyah Sukabumi, Syaepul Jaman di Sukabumi, Selasa (22/3).

Dalam kegiatan tersebut, para pelajar dan anggota PMR tidak ragu basah-basahan dan kotor-kotoran turun ke Sungai Legokjani di Kecamatan Cicantayan untuk memunguti dan membersihkan sungai tersebut dari sampah.

Selain itu, dalam rangkaian kegiatan ini, pelajar juga menanam sejumlah pohon jenis albasiah atau jengjeng di beberapa titik seperti di aliran sungai dan lingkungan sekolah.

Namun, makna dari peringatan Hari Air Sedunia ini adalah untuk memberikan kesadaran sejak dini kepada para pelajar agar selalu menjaga lingkungannya seperti tidak terbiasa membuang sampah ke sungai dan menebang pohon secara liar. Karena rusaknya lingkungan yang dirugikan adalah manusia seperti terjadi bencana alam dan kesulitan mendapatkan air bersih.

Wulan Oktaviana salah seorang pelajar yang turut dalam aksi tersebut menambahkan, kegiatan yang dilakukan dirinya bersama rekan-rekannya untuk menyadarkan masyarakat agar selalu menjaga kelestarian lingkungannya khususnya dalam menjaga sumber air.

Selain itu, makna dari Hari Air Sedunia ini adalah untuk mengingatkan kepada seluruh manusia akan pentingnya menjaga kelestarian air.

"Saat ini semakin banyak yang tidak peduli terhadap air, seperti membuang sampah rumah tangga, limbah pabrik dan lain-lain ke sungai.

Jika sungai sudah rusak maka manusia juga yang akan dirugikan," tambahnya.

Di tempat yang sama, Humas PMI Kabupaten Sukabumi, Atep Maulana mengatakan pihaknya sengaja menggerakan anggota PMR untuk lebih peduli terhadap lingkungan, karena bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dalam beberapa hari terakhir ini seperti banjir dan

longsor karena kondisi aliran sungai yang semakin sempit ditambah banyak penebangan pohon liar.

"Dengan kondisi yang rusak, air yang seharusnya menjadi sumber kehidupan, tetapi saat ini menjadi sumber bencana karena ulah manusia yang tidak mempedulikan lingkungan khususnya sumber air," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement