Rabu 23 Mar 2016 14:43 WIB

Kemenag-Bappenas-Kementrian Perumahan Bangun Rusun di Atas Tanah Wakaf

ketua umum badan pengelola zakat, infak dan sedekah (bpzis) mandiri, Tedi Nurhikmat (kanan) saat seminar wakaf
Foto: dok. bpzis mandiri
ketua umum badan pengelola zakat, infak dan sedekah (bpzis) mandiri, Tedi Nurhikmat (kanan) saat seminar wakaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kepala Penyuluhan dan Kerja sama Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, Ahmad Muhajir Algadri mengungkapkan tiga kementerian akan bekerja sama membangun rumah susun (Rusun) di 10 titik di atas tanah wakaf.

''Diharapkan pembangunan rumah susun di 10 titik di atas tanah wakaf dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini,'' ungkap Ahmad Muhajir Algadri usai menjadi pembicara pada seminar wakaf nasional yang digelar Badan Pengelola Zakat, Infak dan Sedekah (BPZIS) Mandiri di Jakarta, Rabu (23/3).

Tiga kementerian tersebut, ungkap Muhajir, adalah Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Muhajir lebih lanjut mengungkapkan, kerjasama ketiga kementrian tersebut, merupakan bentuk komitmen dari para pengelola wakaf untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. ''Tujuannya untuk kesejahteraan rakyat,'' ungkap Muhajir.

Selama ini, sambung Muhajir, wakaf baru dikenal oleh umat Islam Indonesia sebatas benda tak bergerak seperti tanah mau pun masjid, namun untuk barang bergerak seperti uang, belum tersosialisasi secara baik.

Ada pun pemanfaatan wakaf tak bergerak seperti lahan yang diperuntukan untuk rumah susun tersebut, juga merupakan terobosan dari Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Namun ia tak menyebut berapa nilai tanah dan di mana saja lokasi rumah susun tersebut akan dibangun. "Dalam waktu dekat akan diumumkan," katanya tanpa mau menjelaskan lebih rinci.

Potensi wakaf di Indonesia, katanya lagi, sangat besar. Dari inventarisasi yang dilakukan pihaknya, sudah terdata berupa lahan seluas 4 miliar hektar. Masih banyak lagi yang belum terdaftar. Sementara wakaf dalam bentuk benda bergerak juga masih sangat besar.

Di Jakarta dan kota-kota lainnya, lahan wakaf yang diperuntukan untuk rumah ibadah berupa masjid, masih banyak belum terdaftar. Ia berharap lahan tersebut segera didaftarkan ke Kementerian Agama.

Wakaf jika diberdayakan dengan baik akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar. Karena itu pula ia mengimbau kepada badan wakaf segera mendaftar sehingga ke depan dapat bersinergi dengan lembaga serupa.

Seminar wakaf nasional yang digelar Badan Pengelola Zakat, Infaq dan Sedekah (BPZIS) Mandiri, menurut Ahmad Muhajir, diharapkan akan meneguhkan tekad para pengelola wakaf bahwa ke depan pemberdayaan wakaf akan meningkatkan derajat ekonomi bangsa.

Seminar Wakaf Nasional diikuti ratusan peserta dari berbagai lembaga amil zakat, lembaga wakaf dan lembaga swadaya masyarakat yang menghadirikan Dr. Muhajir (Kementerian Agama) sebagai kaynote speech, Dr. Amalia Fauziah, Tedi Nurhikmat, Ketua umum BPZIS Mandiri dan Noor Aziz (Lembaga Nazir Wakaf) dan Dr. Zainulbahar Noor (Bank Wakaf Indonesia) sebagai narasumber.

Menurut Ketua BPZIS) Mandiri Tedi Nurhikmat, Singapura kini sudah melihat potensi bangkitnya ekonomi Indonesia jika wakaf dikelola dengan baik.

''Wakaf di Indonesia adalah kekuatan besar yang tengah bangkit di tengah masyarakat ekonomi ASEAN,'' kata Tedi Nurhikmat mengutip manfan Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong.

  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement