REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Sinarmas grup melakukan langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang memicunya terjadi kabut asap dengan menggelar "Apel Siaga Api," Kamis (24/3) yang dipusatkan di areal pabrik PT OKI Pulp And Paper di Kecamatan Air Sugihan,Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Apel Siaga Api dan sekaligus peluncuran Program Desa Makmur Peduli Api bagi 500 desa tersebut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Willeam Rampangilei, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Bupati OKI Iskandar dan Board of Member Sinar Mas Franky O Widjaja.
Apel yang berlangsung di atas lapangan yang becek diikuti ratusan personel TNI, Polri, Manggala Agni, dan Regu Pemadam Kebakaran perusahaan. Dalam apel ini juga ditampilkan sarana dan prasarana kebakaran seperti, tiga unit traktor, tiga unit mobil pemadam, tujuh unit mobil patroli hutan, dua unit tenda pos pantau, dan berbagai alat komunikasi.
Bertindak sebagai inspektur upacara Kepala BNPB Willem Rampangilei. Dalam amanatnya Kepala BNPB mengatakan, "Bila dicermati, kebakaran hutan dan lahan ini terjadi berkali-kali sejak 18 tahun lalu. Ini menunjukkan seolah-olah Indonesia tidak mampu mencegah sehingga menjadi isu nasional yang berdimensi internasional."
Menurut Kepala BNPB kebakaran hutan ini sudah menggangu kehidupan sosial masyarakat, bahkan Bank Dunia mencatat telah menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,2 persen atau jika dikalkulasikan mencapa Rp221 triliun dan ini belum termasuk biaya pemadaman.
"Pencegahan harus dikedepankan dengan seefektif dan sedini mungkin. Semua pihak sudah sepakat dengan konsep berbasis masyarakat desa dan caranya tidak ada cara lain selain secara total seperti 'total football'," katanya.
Direktur APP-Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan apel siaga ini merupakan komitmen bersama untuk membangun sinergi antara pihak swasta, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, BNPB dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan tahun ini.
"Sinergi ini sangat penting berdasarkan pengalaman menanggulangi kebakaran hutan dan lahan tahun lalu, karena pada dasarnya persoalan ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri, semua harus terlibat," ujarnya.