Kamis 24 Mar 2016 19:35 WIB

Pemkot Depok Cuek Jajaki Kerja Sama Pengelolaan Sampah dengan Jepang

Red: M Akbar
Walikota Depok, Idris Abdul Shomad
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Walikota Depok, Idris Abdul Shomad

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, melakukan pengkajian untuk mempertimbangkan kerja sama pengelolaan sampah dengan Kota Osaki, Jepang.

"Saya belum bisa menyatakan setuju atau tidak terkait kerja sama pengelolaan sampah dengan Osaki. Jangan terburu-buru harus dipelajari terlebih dahulu. Soalnya nanti repot jika ada masalah dikemudian hari," kata Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad usai menerima kunjungan Pemerintah Kota Osaki Jepang di Balaikota Depok, Kamis (24/3).

Wali kota mempertanyakan kerja sama ini bentuknya seperti apa, apakah hibah utang ataupun profit sharing. Selain itu bagaimana regulasi tentang sampah harus dijelaskan semuanya. "Regulasi persampahan ini harus jelas terlebih dahulu agar tidak ada permasalahan ke depan," katanya. (Baca: Pemkot Depok Cuek Jajaki Kerjasama Pengelolaan Sampah dengan Jepang)

Dalam pengelolaan sampah katanya diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi, penyediaan tanah untuk recycle center yang luasnya mencapai 3.500 per segi harus juga dipertimbangkan akses jalan bagi masyarakat. "Jangan sampai recycle center tidak efektif," katanya.

Selain itu, katanya, yang perlu dipikirkan adalah pembangunan infrastruktur recycle center tidak menganggu aktivitas masyarakat dan tentunya sumber daya manusia harus disiapkan. "Pembangunan recycle center harus dipadukan dengan ruang terbuka hijau," katanya.

Sementara itu Kepala Pekerjaan Umum Kota Osaki Jepang, Katsuya Tokurei mengatakan pengelolaan sampah ini merupakan program JICA dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kota Depok terpilih menjadi kota percontohan pengelolaan sampah recycle center, karena mempunyai pengelolaan sampah yang baik.

"Ini merupakan bantuan fasilitas yang kedua bagi Depok dan diharapkan menjadi kota percontohan pengelolaan sampah di Indonesia lainnya," katanya.

Ia mengatakan pihaknya berupaya memberikan pendidikan kemasyarakat untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA hingga mencapai 80 persen. "Memang yang penting adalah memilah sampah di lingkungan rumah tangga," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement