Selasa 29 Mar 2016 18:40 WIB

Pemkot Bandung dan BBWS Terapkan Teknologi Penyaringan Sampah

Rep: c26/ Red: Friska Yolanda
Warga membuang sampah ke Sungai Cikapundung, Kota Bandung, Senin (28/3).
Foto: Dede Lukman Hakim
Warga membuang sampah ke Sungai Cikapundung, Kota Bandung, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana mengembangkan teknologi penanganan masalah sampah sungai dengan metode saringan sampah (trash rack).  Pengembangannya akan  bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, penataan sungai saat ini menjadi salah satu prioritasnya. Teknologi ini ibarat bendungan yang akan menahan sampah yang melewati aliran sungai.

"Kayak bendungan sampah. Bendungan pengangkat sampah supaya sampah tidak bermuara diujung," kata pria yang akrab disapa Emil di Pendopo Kota Bandung, Selasa (29/3).

Gagasan ini, ujar dia, disampaikan perwakilan BBWS terkait sampah yang semakin mencemari dan mendangkalkan sungai. Untuk itu, Pemkot Bandung tengah menyiapkan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai dasar hukum kerja sama dengan BBWS. 

Lebih detail, Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan menururkan cara kerja trash rack yang direncanakan. Menurut Yudha, mesin penyaring sungai tersebut teknologi tepat untuk membendung sampah agar mudah diangkut.

"Trash rack itu seperti saringan, ada motor mesinnya, bergerak keliling. Nantinya, sampah terangkut ke atas, berbalik dan jatuh ke conveyor yang terbuat dari karet ban berjalan yang membawa ke pinggir," kata Yudha menjelaskan.

Dengan teknologi tersebut, ujar dia, sampah yang sudah dibawa ke pinggir tinggal diangkut oleh truk sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini menjadikan pengangkutan sampah di sungai menjadi lebih mudah dan optimal.

Dalam kerja sama tersebut, BBWS Citarum bertugas membangun konstruksi dengan teknologi paling mutakhir. Sementara, pemeliharaan dan operasionalnya dari Pemkot Bandung.

Awalnya, proyek ini akan diambil dari anggaran tahun 2017. Namun, karena kebutuhan mendesak, maka akan dicoba menggunakan anggaran sisa lelang tahun 2016. 

Teknologi trash rack ini sudah dikembangkan BBWS di sungai Cibeet. Dengan total anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 20 miliar. Mahalnya biaya pembuatan trash rack menjadikan kemungkinan adanya modifikasi dengan menggunakan produksi lokal agar lebih murah. 

Diharapkannya trash rack dapat dipasang di seluruh aliran sungai di Kota Bandung. Mengingat kondisi sungai saat ini sudah banyak tercemar dan semakin dangkal. Terutama di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Bandung. 

"Sebaiknya di ujung perbatasan karena disana banyak penduduk. Tapi, kita jangan memilah-milah. Gimana pun itu tugas bersama mau di kota atau kabupaten," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement