Kamis 31 Mar 2016 06:16 WIB

Polri Pantau Alat Komunikasi Keluarga Sandera Abu Sayyaf

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan paparan saat rilis barang bukti teroris ledakan bomThamrin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1).Republika/Wihdan Hidayat
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan paparan saat rilis barang bukti teroris ledakan bomThamrin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1).Republika/Wihdan Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia memantau alat komunikasi milik keluarga korban 10 anak buah kapal (ABK) warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

"Alat komunikasi terus kami monitor untuk mengetahui pergerakan dan mendapat tambahan informasi," ujar Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti kepada wartawan usai Puncak Acara Hari Pers Nasional 2016 dan HUT ke-70 PWI di Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu malam (30/3).

Pihaknya juga melacak beberapa nomor telepon yang dihubungi di Indonesia dan diketahui sempat berkomunikasi dengan keluarga korban sandera. Selain itu, dalam kasus ini Polri juga terus berkoordinasi dengan TNI untuk membebaskan seluruh sandera, sekaligus bekerja sama dengan otoritas di Filipina.

"Kalau mendapat izin maka Polri bisa membantu di sana. Kemudian bersama tim TNI bersinergi karena kapalnya milik TNI," kata mantan Kapolda Jatim tersebut.

Jenderal bintang empat itu mengatakan telah dilakukan pembagian tugas antara TNI dan Polri dalam pembebasan sandera WNI dari kelompok Abu Sayyaf tersebut.

Sebelumnya, Mabes Polri telah siap menerjunkan Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Brigade Mobil untuk menyelamatkan sepuluh ABK WNI yang disandera. Dua kapal berbendara Indonesia yang mengangkut tujuh ribu ton batu bara dibajak di perairan Filipina pada 26 Maret 2016.

Pembajakan kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 itu terjadi saat dalam perjalanan dari Sungai Puting di Kalimantan Selatan ke Batangas di Filipina Selatan. Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan berada di tangan otoritas Filipina, namun kapal Anand 12 dan 10 awak kapal masih ditawan pembajak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement