REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya akan menggelar muktamar VIII untuk islah pada 8 hingga 11 April 2016, di Asrama Haji, Pondok Gedhe, Jakarta Timur.
Wakil Ketua Umum PPP hasil Muktamar Bandung, Emron Pangkapi mengatakan muktamar VIII sudah melalui proses panjang pembahasan islah antara pihak terkait yang berselisih. Yaitu antara kubu Romahurmuziy dengan Suryadharma Ali dan Djan Faridz.
Setidaknya, PPP telah menggelar 25 kali pertemuan yang membahas soal islah partai berlambang Kakbah ini. Dalam proses islah antar seluruh pihak tersebut, seluruhnya sepakat untuk melakukan islah seutuhnya. Muktamar menjadi jalan satu-satunya untuk islah PPP.
"Muktamar yang disepakati disebut muktamar VIII untuk islah yang akan digelar pada 8-11 April di Asrama Haji, Pondok Gedhe, Jakarta Timur dengan tema ‘Satu PPP untuk Indonesia yang mandiri, berdaulat dan berkepribadian," ujarnya di Jakarta, Kamis (31/3).
Emron melanjutkan, muktamar ini akan dihadiri oleh seluruh pihak yang selama ini berbeda pendapat namun masih berada dalam kepengurusan DPP PPP hasil muktamar VII Bandung.
Hal ini sesuai dengan pendapat hukum Mahkamah Partai Nomor 002/PH/MP-DPP.PPP/1/2016. PPP juga sudah membentuk susunan kepanitiaan sebagai penyelenggara muktamar tersebut.
Di susunan Steering Committe (SC), anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Suharso Monoarfa duduk sebagai ketua dengan wakil SC Zainut Tauhid. Posisi Sekretaris SC diberikan pada Arwani Thomafi dengan wakil sekretaris Fernita Darwis, Tamam Achda dan Syahrial Agamas.
Sedangkan posisi Ketua Organizing Committe (OC) dijabat oleh Ermalena Muslim dengan wakil ketua Ahmad Farial. Sekretaris OC dijabat oleh Mansyur Kardi dengan wakilnya Syafrudin Anhar dan bendahara Mahmud Yunus serta wakil bendahara Muhammad Iqbal.
Emron menambahkan, peserta muktamar sebanyak 1641 orang. Mereka terdiri dari 379 peserta DPP, 93 peserta DPW dan 1169 peserta DPC.
"Seluruh proses administrasi seperti surat-menyurat untuk muktamar islah ditandatangani Ketua Umum Suryadharma Ali dan Sekretaris Jenderal Muhammad Romahurmuziy sebagai wujud terjadinya islah seutuhnya," tegasnya.