REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan ia berusaha untuk menghentikan gelombang serangan dan kekerasan yang terjadi antara penduduk Israel dan Palestina. Ia juga menawarkan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas upaya perdamaian.
Pada Kamis (31/3), Abbas menjelaskan pada televisi Israel, Channel 2 TV soal upaya pihaknya meredam kekerasan. "Pasukan keamanan kami pergi ke sekolah-sekolah dan memeriksa tas-tas para siswa, apakah mereka punya pisau. Anda tidak tahu soal ini," kata Abbas.
Tidak biasanya ia menjelaskan secara rinci tindakan yang dilakukan untuk menjaga keamanan domestik. "Di satu sekolah, kami temukan 70 anak yang membawa pisau. Kami ambil pisaunya dan katakan pada mereka 'Ini salah. Kami tidak ingin kamu membunuh dan dibunuh. Kami ingin kamu hidup dan mereka juga hidup'," tambahnya.
Abbas juga mengatakan ia siap membuka kembali pembicaraan dengan Netanyahu. Selama ini, Netanyahu selalu mengatakan Abbas menghindari pembicaraan damai dan malah memicu kekerasan melawan Israel.
"Saya akan bertemu dengan dia kapan pun. Dan saya menyarankan padanya juga untuk bertemu (saya)," kata Abbas. Menurut pemimpin berusia 81 tahun ini, Netanyahu lah yang selama ini menghindar. Hingga saat ini, Netanyahu belum merespon pernyataan Abbas.
Baca juga, Setelah Tolak Menlu, Netanyahu Malah Jamu Jurnalis Indonesia.
Sejak Oktober, kekerasan meliputi penusukan, penabrakan oleh mobil hingga penembakan telah meningkatkan ancaman keamanan wilayah. Sejauh ini, sedikitnya 190 warga Palestina tewas baik karena ditembak oleh otoritas Israel ataupun dalam bentrokan.
Otoritas Palestina tidak bisa berbuat banyak karena kekuasaan mereka terbatas di wilayah okupasi di bawah kesepakatan tahun 1993. Sementara pasukan Israel bebas beroperasi di wilayah Palestina.
"Jika dia (Netanyahu) memberi saya tanggung jawab dan ia mengatakan ia yakin pada solusi dua negara, dan kami duduk bersama membicarakannya, ini akan memberi rakyat saya harapan dan tidak akan ada orang yang berani menusuk atau menembak di sana," kata Abbas.
Baca juga, Ini Cerita Wartawan Senior Indonesia yang Bertemu PM Israel Netanyahu.