Jumat 01 Apr 2016 16:05 WIB

Gerindra akan Pecat Kadernya yang Terlibat Korupsi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham
  Wartawan melintas di depan ruang kerja Ketua Komisi yang disegel KPK di gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (1/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Wartawan melintas di depan ruang kerja Ketua Komisi yang disegel KPK di gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Pouyono mengungkapkan, dirinya belum bisa memastikan bahwa anggota DPRD DKI yang ditangkap KPK adalah Mohamad Sanusi. Namun, seandainya itu benar, menurutnya Partai Gerindra tidak akan segan untuk mengeluarkannya dari partai berlambang kepala Burung Garuda tersebut.

"Kalau benar sanksinya sudah pasti dipecat dan dikeluarkan dari Partai Gerindra," kata Arif di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (1/4). (Kader Gerindra Ditangkap KPK, Prabowo: Saya Kaget Itu Bisa Terjadi).

Arif melanjutkan, kabar yang beredar saat ini anggota DPRD DKI Jakarta yang ditangkap KPK adalah kader Partai Gerindra berinisial MS. Tetapi, banyak kader Partai Gerindra yang berinisial MS sehingga dirinya belum bisa memastikan bahwa yang ditangkap adalah Mohamad Sanusi.

"Kita belum tahu apakah MS itu Muhammad Salahudin, apakah Muhammad Solihin, kan banyak yang berinisial MS," kata Arif. M Sanusi Ditangkap dalam OTT KPK, Ini Kata Fadli Zon

Meski begitu, menurut Arif, dari kabar yang beredar, anggota DPRD DKI yang ditangkap KPK memang sudah mengarah ke Mohamad Sanusi. "Tapi pada dasarnya ini sudah mendekati 90 persen (yang ditangkap Mohamad Sanusi)," kata Arif.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) tadi malam. Dikabarkan yang diringkus tersebut adalah anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra, Mohamad Sanusi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement