REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, mengultimatum para sopir angkot melalui Organda mengenai penurunan tarif. Pasalnya, pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Dengan begitu, tarif angkot juga harus mengikuti harga BBM tersebut.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, jika tarif angkot tak mau menyesuaikan maka terancam trayeknya akan dicabut. Sebab, penurunan tarif ini sangat berarti bagi konsumen. Adapun, penurunannya harus dibicarakan antara para sopir dan Organda.
"Tapi, sudah seharusnya tarif angkot turun," ujarnya, kepada Republika, Ahad (3/4).
Karena itu, dalam waktu dekat instansi terkait harus segera mengevaluasi tarif angkot tersebut. Jangan sampai, harga BBM sudah turun, tapi tarif angkot tetap mahal. Hal itu, tak sebanding. Sebab, saat harga BBM naik, para sopir angkot dan Organda sepakat menaikan tarif.
Saat ini, tarif angkot di Kabupaten Purwakarta bervariasi. Untuk penumpang dewasa, tarifnya Rp 4.000. Sedangkan, tarif untuk anak-anak sekolah Rp 2.000.
Sementara itu, salah seorang sopir angkot, Aceng Sumarna (56 tahun), mengaku, para sopir siap menurunkan tarif. Tetapi, sampai saat ini masih menunggu surat keputusan dari Dinas Perhubungan setempat.
"Kami siap, menurunkan tarif Rp 500. Jadi, tadinya Rp 4.000 turun ke Rp 3.500 untuk dewasa. Serta, anak-anak sekolah jadi Rp 1.500," ujarnya.