Selasa 05 Apr 2016 09:29 WIB

Mantan KSAU Ini Sudah Ingatkan Bandara Halim tak Layak

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
 Pesawat Batik Air dengan nomor registrasi PK-LBS (belakang) dipindahkan oleh petugas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/4) malam.  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pesawat Batik Air dengan nomor registrasi PK-LBS (belakang) dipindahkan oleh petugas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/4) malam. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Jenderal (Purn) Chappy Hakim kembali mengingatkan ancaman berbahaya penggunaan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara penerbangan sipil.

Hal ini ia sampaikan terkait insiden tabrakan pesawat Batik Air dan Transnusa di landas pacu Halim Perdanakusuma, Senin (4/4) malam. Melalui akun Twitter pribadinya @chappyhakim, ia mengungkapkan alasan lamanya bagaimana bahayanya perpindahan bandara komersial ke Halim Perdanakusuma.

"Semua stake holder penerbangan sudah tahu bahwa civil aviation di Halim itu berbahaya, tetapi nafsu selalu tidak mudah untuk ditaklukkan!," cuitnya, Selasa (5/4).

Alasan ketidaklayakan Halim sebagai penerbangan sipil ini telah ia sampaikan pada 2010 lalu ketika pemerintahan saat itu berkeras memindahkan penerbangan sipil ke Halim Perdanakusuma.

Melalui tulisan Blognya yang berjudul 'Pindah ke Halim, Solusi yang "Berbahaya"!, Chappy memaparkan bagaimana fasilitas Halim yang kurang memadai. Hal ini diperparah dengan kondisi yang sudah overload melayani penerbangan militer dan sipil.

Menurut dia, kecelakaan pesawa Batik Air di Halim sebenarnya hanya menunggu waktu, itu pasti akan terjadi, kita suka atau tidak. Pesawat tabrakan di Bandara Halim Perdanakusuma adalah hasil dari manajemen penerbangan yang menganut aliran vivere pericoloso, alias danger is my business.

"Aircraft accident at Halim...Money Talk! every body knows that HLM (Halim) is not design yet for civil aviation combine with air force base," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement