REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan menyangkal jika mayat Siyono dalam keadaan utuh dan tidak berbau saat kuburnya dibongkar oleh tim forensik PP Muhammadiyah bersama Komnas HAM untuk diotopsi. Menurutnya, jenazah Siyono sama seperti jenazah pada umumnya setelah dikubur selama tiga minggu.
Ia menilai, isu utuh dan tidak berbaunya jenazah Suyono adalah akal-akalan yang ingin memunculkan citra seolah-olah Siyono adalah mujahidin yang suci dan diistimewakan. "Ini hanya memunculkan mitos seolah dia orang suci dan diistimewakan," kata Anton di Mabes Polri, Selasa (5/4).
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi juga membantah isu tersebut. Dalam beberapa foto yang menggambarkan pembongkaran makam Siyono, Arthur menunjukan gambar tengkorak Siyono yang sudah tidak dibalut dengan daging. Artinya, jenazah Siyono telah mengalami pembusukan.
Arthur juga menunjukan gambar orang-orang yang melakukan visum dengan menggunakan makser. Gambar tersebut menurutnya menjelaskan, orang-orang yang melakukan visum mencium bau sehingga harus menutup hidungnya dengan masker. "Pakai masker pasti karena mereka mencium bau seperti bau jenazah pada umumnya," ucap Arthur.
Baca juga, Hasil Autopsi Siyono akan Diumumkan Pekan Depan.