REPUBLIKA.CO.ID, DEIR AL-ZOUR -- Media pemerintah di Suriah menuduh militan ISIS menggunakan gas mustard terhadap pasukan pemerintah di utara-timur kawasan tersebut. Pasukan diserang di sebuah pangkalan udara di Deir al-Zour.
Laporan tersebut tidak memerinci korban cedera dan korban jiwa. ISIS telah dituduh menggunakan senjata kimia terhadap lawan di Suriah dan Irak yang menyebabkan teror dan sejumlah kematian.
Pemerintah Suriah telah berulang kali dituduh melakukan serangan dengan senjata kimia. Suriah seharusnya bebas dari senjata kimia sejak Juni 2014 di bawah kesepakatan yang didukung PBB.
"Teroris Daesh (ISIS--Red) menyerang bandara di Deir al-Zour dengan roket yang membawa gas mustard, menyebabkan beberapa orang mati lemas," kata media Suriah, Sana, Senin (4/4) malam, dilansir BBC News.
Sebagian besar Deir al-Zour ditempati sekitar 200 ribu orang dan telah dikepung oleh ISIS selama berbulan-bulan. Awal tahun ini, PBB mulai memberikan bantuan kepada warga sipil yang terperangkap di daerah yang dikuasai pemerintah.
Bandara menjadi aset strategis terakhir pemerintah di kota yang sebagian besar di bawah kendali ISIS. Bulan lalu, ISIS diduga melakukan serangan gas mustard di kota di Irak utara, Taza, menewaskan tiga anak dan melukai ratusan orang.
Penggunaan gas mustard juga dilaporkan dilakukan terhadap pemberontak di Marea, Suriah Utara, dan melawan pejuang Peshmerga Kurdi di Irak utara Agustus lalu.
Sulfur mustard, umumnya dikenal sebagai gas mustard, berbentuk cair pada suhu lingkungan. Gas mustard ini dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan parah pada kulit, mata, dan sistem pernapasan serta organ dalam.