REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat secara resmi telah memiliki Kampung Satai Maranggi. Kampung tersebut, berada di kawasan Stasion Kereta Api Plered. Ada 120 pedagang satai yang menghuni perkampungan tersebut. Dengan begitu, wilayah ini diharapkan jadi destinasi wisata kuliner baru di Purwakarta.
Bupati Dedi Mulyadi mengatakan, kecamatan Plered memang salah satu wilayah yang terkenal akan Satai Marangginya. Tetapi, dulu para pedagang ini jualannya berjejer di sepanjang bahu jalan di depan kantor Kecamatan Plered. Kondisinya sangat tidak tertata. Aktivitas pedagang ini tentunya berdampak pada macetnya arus lalu lintas di wilayah itu.
"Apalagi, jalur itu sangat hidup. Karena, Plered merupakan salah satu wilayah penghubung antara Purwakarta dan Cianjur," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Rabu (6/4).
Lantaran keberadaan pedagang ini semrawut, maka pada 2015 lalu Pemkab Purwakarta bekerja sama dengan PT KAI. Kerja sama ditandai saat pemkab menyewa lahan milik PT KAI, tepatnya di sekitaran Stasiun Plered. Lahan tersebut kini disulap menjadi bangunan permanen mirip selasar yang memanjang. Kemudian, bangunan terbuka tersebut digunakan untuk para pedagang satai berjualan.
Tetapi, ada permasalahan. Seharusnya, 120 pedagang itu direlokasi akhir Desember 2015 kemarin. Namun, karena ada masalah sengketa, yakni salah satu warga mengklaim sebagai pemilik lahan tersebut, maka relokasi di tunda sampai sekarang.
"Jadi, lahan PT KAI yang sudah dimiliki perusahaan itu sejak zaman Belanda, ternyata ada warga yang mengklaimnya," ujar Dedi.