REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tidak menentunya kesejahteraan dan kehidupan para nelayan yang ada di wilayah Jawa Tengah membutuhkan perhatian serta kepedulian pemerintah daerah (pemda) maupun pusat.
Sejauh ini persoalan yang dihadapi para nelayan selalu datang silih berganti. Problem ini --secara masif-- terus mempengaruhi kesejahteraan hidup warga pesisir yang mengandalkan hidup dari laut tersebut.
“Sehingga penting kehadiran pemerintah untuk menyikapi berbagai persoalan nelayan ini,” ungkap Ketua Bidang Petani dan Nelayan (BPN) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah, Suharsono, Rabu (6/4).
Ia mengatakan, sekarang ini, hampir semua nelayan tidak pergi melaut karena cuaca yang ekstrem. Kondisi seperti ini bisa berlangsung empat hingga lima bulan, karena faktor perubahan iklim yang begitu drastis.
Periode ini, menjadi masa yang paling sulit bagi nelayan bagi kesejahteraan para nelayan. Sebab mereka tidak bisa mencari nafkah di laut.
Pemerintah pusat dan daerah perlu memberikan perhatian kepada para nelayan. Salah satu bentuk kepedulian kepada nelayan selain memberikan bantuan langsung juga diperlukan regulasi perlindungan nelayan.
Sudah saatnya nelayan diperlakukan seperti petani dan tenaga kerja yang selama ini dipayungi UU Perlindungan Petani dan UU Ketenagakerjaan. “Karena nelayan juga memiliki kerawanan sosial yang sama,” tegas legislator PKS Kota Semarang ini.
Menurut Suharsono, total panjang garis pantai Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 828,82 kilometer, yang terdiri dari 540,27 kilometer merupakan panjang garis pantai utara dan 288,55 kilometer panjang garis pantai selatan.
Sedangkan luas kawasan pesisir sebesar 122.739,79 hektare. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2013 potensi nelayan untuk mendapatkan ikan laut yang tersebar di perairan Jawa Tengah sekitar 1.873.530 ton per tahun.
Meliputi Laut Jawa sekitar 796.640 ton per tahun dan Samudera Indonesia sekitar 1.076.890 ton per tahun. Sementara Jawa Tengah memiliki 17 kota/ kabupaten di wilayah pesisir pantai. “Tanpa ada perhatian dari pemerintah, potensi yang besar ini bukan berarti apa- apa. Apalagi problem yang dihadapi nelayan di Jawa Tengah ini masih sangat kompleks,” tandas Suharsono.