REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para astronom menemukan sebuah lubang hitam raksasa, sekitar 17 miliar kali lebih besar dari matahari, di sebuah galaksi berukuran sederhana, yang kemudian memicu kecurigaan lubang hitam super besar mungkin lebih umum dari yang diperkirakan.
Sebelumnya, semua lubang hitam super besar yang diketahui ditemukan di galaksi yang sangat besar yang berkumpul dalam kelompok besar galaksi.
Lubang hitam adalah wilayah yang penuh dengan hal yang bahkan tak satupun foton cahaya bisa melarikan diri dari kungkungan gravitasi ruang angkasa.
Lubang hitam terbesar yang ditemukan, sejauh ini, berukuran sekitar 21 miliar kali lebih besar dari matahari. Sebagai perbandingan, lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti, yang bernama Sagitarius A, berukuran sekitar 4 juta kali massa matahari.
Lubang hitam yang baru ditemukan di galaksi yang agak terisolasi dan berukuran rata-rata ini dikenal sebagai ‘NGC 1600’. Hal itu dipelajari sebagai bagian dari survei berkelanjutan dari 100 galaksi yang paling besar dalam waktu sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi.
"Mungkin semua galaksi ini menampung lubang hitam di pusat-pusat mereka. Pertanyaan yang ingin kami jawab adalah seberapa besar lubang hitam itu, dan apakah ada lagi yang lebih besar dan kuat seperti yang kami temukan di NGC 1600," tutur salah satu peneliti, Profesor Chung-Pei Ma, dari Universitas California Berkeley.
"Sekarang, kami tak tahu apakah NGC 1600 adalah puncak gunung es, atau temuan langka, mungkin sebagai akibat dari fase agresif yang tak biasa selama masa mudanya," jelasnya.