REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Menyusul turunnya harga bahan bakar minyak (BBM), perusahaan bus antar kota antar provinsi (AKP) di Bali ikut menurunkan tarifnya. Tidak tanggung-tanggung, penurunan tars sampai sepulh persen. "Lumayan penurunannya, sampai Rp 25 ribu," kata Ade Ahmad, warga jalan Buana Merta, Denpasar.
Kepada Republika.co.id, Sabtu (9/4), Ade megatakan, sebelumnya untuk jurusan Denpasar-Malang, dengan Bus MD, tarifnya sebesar Rp 200.000, tapi kini tinggal Rp 170 ribu, jadi penurunannya cukup lumayan. Bahkan sebut Ade, sejumlah bus lainnya menurunkan tarif ada yang menjadi Rp 160 ribu.
Dari pemantauan Republika.co.id di Terminal Ubung Denpasar, tarif bus jurusan Denpasar-Surabaya juga mengalami penurunan. Sebelumnya, tarifnya berkisar Rp 190 ribu-Rp 200 ribu. Namun sejak harga premium turun, perusahaan bus AKAP menurunkan tarif, menjadi berkisar Rp 165 ribu-Rp 180 ribu.
Sementara itu selain tarif bus AKAP, tarif penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk juga mengalami penurunan. Menurut Manager Operasional ASDP Pelabuhan Ketapang, Wahyudi Susyanto, untuk tarif kendaraan keluarga golongan III, tarifnya turun menjadi Rp 138 ribu mulai Jumat (8/4). Sebelumnya, tarif menyeberang kendaraan keluarga itu sebesar Rp 141 ribu, bahkan sebelumnya Rp 145 ribu dan sempat mencapai Rp 148 ribu.
Menurut Wahyudi, naik turunnya tarif penyeberangan di selat Bali juga dipengaruhi oleh harga BBM. Karena itu sebutnya, supaya tidak membayar lebih dari tarif sebenarnya, para penumpang diimbau untuk senantiasa mencek tarif penyeberangan yang ada di tiket. "Ya bayarnya sebesar yang ada di tiket," katanya.
Seorang warga asal Jembrana, Halimah, mengaku masih membayar dengan tarif Rp 141.000 untuk menyeberang dari Gilimanuk ke Ketapang. Halimah mengaku menyerahkan uang Rp 151.000 dan dikembalikan 10.000. "Itu kan saya membayar Rp 141.000, padahal tarif sudah turun Rp 138.000," katanya.