REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme, Haris Abu Ulya mengatakan, pemerintah harus lihai bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf agar bisa berhasil menyelamatkan 10 WNI yang disandera. Pemerintah harus mengintensifkan komunikasi melalui simpul-simpul penting yang didengar oleh kelompok tersebut.
"Ini langkah bawah tanah yang harus lebih masif," ujar Haris, kepada Republika, Senin (11/4).
Ia mengaku khawatir jika 10 WNI tersebut terlalu lama disandera. Bukan hanya menyangkut nasib mereka tetapi preseden buruk yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
Seperti diketahui, 10 WNI saat ini sedang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf. Mereka meminta uang tebusan. Namun, hingga saat ini permintaan tersebut belum dikabulkan. Pemerintah masih berupaya bernegosiasi.
"Jadi kuncinya di negosiator untuk bisa mengulur waktu," kata Haris.
(Baca juga: Umar Patek Jadi Negosiator Pembebasan Sandera Abu Sayyaf)