REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pembunuh terbesar bagi anak-anak di Republik Afrika Tengah (CAR) bukan peluru tapi kekurangan gizi, malaria, infeksi saluran pernafasan dan diare, kata seorang juru bicara PBB di Markas Besar PBB pada Senin (11/4).
"Angka kematian anak yang berusia di bawah lima tahun sekarang di atas angka darurat di 11 dari 16 prefektur di seluruh negeri tersebut dan di ibu kotanya, Bangui, sehingga menandai peningkatan mencolok sejak tingkat pra-krisis," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric. Ia mengutip keterangan dari beberapa lembaga kemanusiaan PBB.
Jumlah orang yang kelaparan juga telah berlipat dari jumlahnya pada 2015, dan separuh dari mereka tak bisa memperoleh akses ke makanan yang memadai.
Lembaga bantuan di Republik Afrika Tengah memerlukan 531 juta dolar AS tahun ini untuk membantu sebanyak 1,9 juta orang memenuhi kebutuhan dasar mereka berupa air, tempat berteduh dan kebersihan. Kelompok bersenjat, Seleka, menggulingkan pemerintah lama Republik Afrika Tengah pada 2013. Pemimpinnya, Michel Djotodia menjadi presiden pada Maret 2013 tapi mengundurkan diri pada Januari 2014.
Republik Afrika Tengah menyelenggarakan pemilihan presiden pada pertengahan Februari, dan mantan perdana menteri Faustin Archange Touadera menang dalam proses demokrasi itu.
sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement