REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengeluarkan surat peringatan waspada perompak untuk pelayaran di dalam dan di luar negeri.
Kepala KSOP Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, M Takwim Masuku mengatakan surat peringatan tersebut untuk mengantisipasi, pascatertangkapnya kapal pengangkut batu bara asal Kalimantan Selatan bersama sepuluh Anak Buah Kapal (ABK), yang kini menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina.
Dalam surat peringatan tersebut KSOP meminta bagi seluruh perusahaan pelayaran yang kapalnya akan berangkat ke beberapa negara yang rawan pembajakan kapal atau daerah konflik, agar mempersiapkan segala sesuatu untuk pencegahan maupun saat menghadapi kejadian yang tidak diinginkan.
"Akan lebih baik, sebelum berangkat melakukan koordinasi dengan TNI/Polri," katanya.
Selain itu, nahkoda kapal dan ABK siap meningkatkan pengawasan dan pengamanan kapal, dan muatannya, khususnya di wilayah perairan rawan. Kemudian, nahkoda memberikan laporan tentang kesiapan kapal dan ABK, serta upaya untuk menghadapi atau mengamankan bila mengalami situasi yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, Tugboat Brahma 12 yang menarik tongkang Anan 12 berbendera Indonesia disandera oleh kelompok milisi Abu Sayyaf, dan diketahui dua kapal tersebut berangkat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.Kedua kapal yang diduga dibajak itu dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas kawasan Filipina Selatan.
Kelompok Abu Sayyaf yang membajak dan menyandera 10 warga Indonesia itu dilaporkan meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar.