Selasa 19 Apr 2016 13:28 WIB

Mentan: Target Rendemen Tebu 10 Persen Sudah Tercapai

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Petani tebu  (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani tebu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah petani tebu di Provinsi Jawa Timur berhasil‎ melakukan peningkatan produksi tebu mencapai 100 ton per hektare (ha), bahkan dalam produksi ini didapatkan rendemen 10 persen. Artinya ada peningkatan jumlah produksi baik tebu maupun gula.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, program produksi 100 ton per ha dan 10 persen rendemen sebenarnya telah didengungkan sejak 2015. Hasilnya kemudian bisa terlihat di tahun 2016 meskipun belum semua daerah berhasil melakukannya. Sebab biasanya produksi tebu ini baru mencapai 50-70 ton per ha dengan rendemen mencapai 8,5 persen.

"Kita sudah mendapatkan infromasi mengenai produksi 100 ton dengan rendemen 10 persen. Ini memang merupakan target kita," ujar Amran dikantornya, Selasa (19/4).

Amran menjelaskan, pihaknya akan terus meningkatkan produksi yang sama di semua daerah yang memiliki lahan tebu. Caranya dengan pemberian bibit unggul. Karena bibit unggul ini pula yang membuat pertanian di Jawa Timur mampu memproduksi tebu 100 ton dengan rendeman 10 persen.‎ Amran pun berencana akan meninjau langsung lahan pertanian tebu ini di Jember, Lumajang dan Situbondo. 

Untuk memaksimalkan produksi tebu dan rendemen tebu yang kian meningkat, Amran berharap agar pembangunan pabrik gula dengan peratalan yang baik. Karena, jika produksi telah semakin baik namun proses penggilingan di pabrik kurang maksimal, maka bakal menurunkan produksi gula itu sendiri.

Saat ini pemerintah menargetkan adanya 10 pabrik gula baru yang bisa terbangun. Pembangunan ini akan dikerjasamakan dengan pengusaha yang memang serius dalam bisnis gula. Pembangunan ini rencananya akan disebar di berbagai provinsi seperti Sulawesi Tenggara dan beberapa provinsi di Kalimantan.

"Kita akan bantu investor untuk memulai pembangunan pabrik jika mereka telah memiliki dana sedikitnya Rp 1,5 triliun," papar Amran.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement