REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) memperingati Miladnya yang ke-11 pada Kamis (21/4). Dalam rangka 11 tahun kiprahnya, ACT akan memperkuat strategi dalam penanganan bencana dan kemanusiaan di Indonesia maupun di dunia internasional.
Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur mengatakan 11 tahun kiprah ACT selama ini masih banyak yang perlu dikaryakan di tengah masyarakat. Untuk itu, ACT akan fokus dalam beberapa hal yang selama ini telah menjadi ruang kiprahnya di bidang penanganan kebencanaan dan masalah kemanusiaan secara luas.
"Tahun 2016 ini kita fokus pada beberapa program strategis, menyempurnakan sistem penanganan kebencanaan dan memperluas sektor bantuan kemanusiaan," ujar Syuhelmaidi di kantor Republika, Rabu (20/4).
Beberapa fokus ACT dalam program strategis kebencanaan dan kemanusiaan pada 2016 ini di antaranya respons tehadap bencana yang terdiri dari rescue (penyelamatan), medis dan trauma healing. Kemudian dijelaskannya, ACT juga fokus pada program Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI).
"Terkait masalah kemanusiaan di dunia Islam, mulai dari Palestina, Somalia, Rohingya, Suriah dan lainnya," kata dia.
Setelah itu, fokus strategis selanjutnya adalah recovery disaster (pemulihan paska bencana). Membentuk dan membangun kembali community development (pengembangan komunitas), seperti kesehatan, lingkungan, pendidikan dan perumahan.
Syuhelmaidi mengungkapkan, selain kebencanaan dan masalah kemanusiaan, saat ini ACT juga sedang fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan social development, (pengembangan sosial masyarakat), yang sifatnya lebih pada non-kebencanaan.
Di antara yang sedang difokuskan ACT di program ini ialah optimalisasi peran wakaf di tengah masyarakat, mulai dari wakaf tanah hingga air. Selain itu juga pihaknya sedang fokus mengembangkan program qurban progresif, melalui tabungan qurban bekerja sama dengan berbagai Bank Syariah nasional.