Kamis 21 Apr 2016 17:47 WIB

Pangeran Saudi: Tak Ada Keutamaan Bangsa Arab Ungguli Golongan Lain

Menlu Retno L.P. Marsudi (kanan) menyalami Wakil Menteri Luar Negeri Saudi Arabia Pangeran Khalid bin Saud bin Khalid (kiri) saat bertemu di Kemenlu, Jakarta, Kamis (19/3).
Foto: Antara/Vitalis Yogi Trisna
Menlu Retno L.P. Marsudi (kanan) menyalami Wakil Menteri Luar Negeri Saudi Arabia Pangeran Khalid bin Saud bin Khalid (kiri) saat bertemu di Kemenlu, Jakarta, Kamis (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Khalid bin Sulthan bin Abdul Aziz Assu'ud dari Arab Saudi menyatakan kekagumannya atas toleransi antarumat beragama di Indonesia.

"Wajib bagi saya menghormati negara ini yang termasyhur di dunia karena mayoritas penduduknya beragama Islam, namun masyarakatnya bisa saling menerima dan mengedepankan toleransi," katanya pada acara penutupan Musabaqah Hifzil Quran dan Hadis Pangeran Sulthan bin Abdul Aziz Assu'ud tingkat Asia-Pasifik di Istana Wakil Presiden di Jakarta, Kamis (21/4).

Mantan Wakil Menteri Pertahanan itu melihat masyarakat Indonesia saling mengerti dan saling menghormati antarsesama, meskipun berbeda keyakinan."Dalam perbedaan, negara ini tidak ada pertentangan, saling mengklaim kebenaran, atau peperangan," ujarnya saat memberikan sambutan penutupan dengan menggunakan bahasa Arab itu.

Karena itu, dia menganggap tepat sekali Indonesia beberapa waktu lalu ditunjuk menjadi tuan rumah Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas tentang isu-isu di Palestina. Menariknya, saat memberikan sambutan di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pangeran Khalid mengutip sambutan perpisahan Rasulullah saat menunaikan Haji Wada'.

"Tidak ada keutamaan bagi orang Arab mengungguli golongan lainnya. Demikian pula sebaliknya. Orang berkulit putih tidaklah lebih utama dibandingkan dengan orang kulit hitam, juga sebaliknya karena sesunguhnya yang lebih mulia di sisi Allah adalah mereka yang bertakwa," ujarnya.

Ia menyampaikan keprihatinannya bahwa negara-negara Islam belum bisa menjamin rakyatnya bisa saling mengenal dan memahami arti perbedaan. Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang setiap tahun mampu menggelar musabaqah yang digagas ayahandanya itu.

Menurut dia, ada banyak pelajaran yang digali para generasi muda melalui ajang tersebut. Apalagi pada saat beberapa negara dicekam aksi terorisme dan radikalisme.

"Apa pun ajaran agamanya, apalagi dalam hukum fikih Islam sendiri dilarang memerangi sesama," kata Pangeran Khalid dengan mengutip salah satu ayat Alquran mengenai ancaman Allah kepada pelaku pembunuhan sesama manusia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement