REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Jalan Tol Semarang-Solo yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa ditargetkan beroperasi di awal 2018. Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng (TMJ) Arie Irianto menguraikan perkembangan konstruksi pembangunan di lapangan.
"Jalan Tol Semarang-Solo Tahap II sepanjang 49,54 kilometer saat ini tengah memasuki masa konstruksi untuk seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 kilometer," kata dia, Selasa (26/4). Seksi tersebut, kata dia, terbagi dalam enam paket pengerjaan konstruksi di mana ada empat paket oleh PT TMJ dan dua paket oleh Bina Marga sebagai bagian dari dukungan pemerintah.
Hingga awal triwulan II 2016, lanjut dia, paket 3.1 Ruas Bawean-Polosari (Sta 22+840-Sta 26+300) tengah dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Progres pembangunan fisik mencapai 31,991 persen. Untuk paket 3.2 Ruas Polosiri-Sidorejo (Sta 26+300-Sta 33+100) yang digarap oleh PT PP (Persero) Tbk. mencapai progres fisik 43,652 persen.
Selanjutnya, paket 3.3 B Jembatan Kali Sanjoyo (Sta 34+100-Sta 34+900) yang semula masuk dukungan Pemerintah, dilaksanakan oleh PT TMJ. "Progres fisik mencapai 61,253 persen dikerjakan oleh kontraktor PT PP (Persero)," ujar dia.
Adapun Paket 3D Sidoredjo-Tengaran (Sta 36+100-Sta 40+409) dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) KSO dengan PT Jaya Konstruksi telah mencapai progres fisik 28,068 persen.
Seksi III Ruas Bawean-Salatiga merupakan kelanjutan dari seksi sebelumnya yaitu seksi I ruas Semarang-Ungaran sepanjang 10,8 kilometer. Ruas jalan tersebut telah dioperasikan sejak 17 November 2011 lalu. Seksi II Ruas Ungaran-Bawean sepanjang 12 kilometer telah dioperasikan sejak 11 April 2014.
Ia menerangkan, sejak 31 Desember 2015 sampai saat ini belum ada progres pembebasan lahan ruas Bawean-Salatiga yaitu sebesar 92,7 persen. "Masih tersisa lahan milik desa atau tanah kas desa dan lahan milik Warga Terkena Proyek (WTP)," katanya.
Proses pembebasan lahan sempat terhenti akibat adanya peralihan peraturan sejak 1 Januari 2016 yang menggunakan UU tentang Pengadaan Tanah yang baru yakni UU no 2/2012. Ia menargetkan pembebasan lahan seratus persen sudah terealisasi di April 2016.
Sementara itu, Seksi IV Ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,40 kilomeer saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 36,46 persen. Sedangkan seksi V Ruas Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 kilomeer juga masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 43,92 persen. "Diharapkan keseluruhan seksi pada Jalan Tol Semarang-Solo dapat selesai dikonstruksi pada akhir 2017," tuturnya.