REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, penandatangan nota kesepahaman antara Indonesia-Cina dapat menjadi peluang untuk mendatangkan investasi asing di sektor rumput laut. Selain itu, kerja sama tersebut juga dapat memberikan nilai tambah terhadap industri rumput laut nasional.
"Ini adalah langkah baik untuk mendorong perdagangan dan memberikan nilai tambah rumput laut di dalam negeri," ujar Rosan di Jakarta, Kamis (28/4).
Rosan menambahkan, Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar memiliki peluang terbuka untuk mengembangkan industri rumput laut di berbagai sektor antara lain kosmetik dan makanan. Rosan berharap, nota kesepahaman tersebut bisa segera diimplementasikan secara cepat.
"Diharapkan ini tidak hanya kerja sama perdagangan, namun juga mendorong foreign direct investment karena kami terbuka untuk investasi," kata Rosan.
Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) sepakat untuk melakukan kerja sama dengan Cina Algae Industri Association (CAIA) dalam meningkatkan perdagangan dan pengembangan rumput laut. Kerja sama tersebut mencakup pengembangan riset dan teknologi, perluasan pasar, serta pembangunan kawasan industri rumput laut terpadu dari hulu sampai hilir.