Senin 02 May 2016 15:56 WIB

Polri Masih Cari Motif Bunuh Diri Polisi di Bali

Rep: C30/ Red: Indira Rezkisari
Police Line
Foto: [ist]
Police Line

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bripka I Made Swartawan bunuh diri pada Senin (2/5) dini hari pukul 02.00 WITA. Tewasnya Anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Karangasem, Bali, ini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat.

Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan sampai siang ini pihaknya belum mendapatkan laporan hasil penyelidikan kasus bunuh diri itu. Penyelidikan untuk mencari tahu motif bunuh diri itu sendiri.

"Sedang dilakukan investigasi untuk mengetahui lebih jauh tentang motif yang bersangkutan," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/5).

Boy juga menyayangkan ada anggota polisi yang bunuh diri. Apalagi kata Boy, anggota tersebut bunuh diri dengan menggunakan senjata api yang dimilikinya.

Boy berujar pengetatan senjata memang penting dilakukannya oleh setiap Polres untuk para anggotanya. Polres harus melakukan pengecekan senjata api secara berkala kepada para pemegang senjata api.

Biasanya pengecekan dilakukan dengan cara memeriksa kartu kepemilikan. Jika telah mati maka senjata tersebut akan ditarik sampai anggota tersebut melakukan pengajuan baru. Selain itu kondisi senjata juga akan diperiksa untuk melihat apakah senjata tersebut telah dirawat atau tidak.

Peristiwa bermula saat polisi tersebut pulang ke rumahnya di Dusun Tiyingtali Kelud, Abang, Karangasem, Bali, pada Senin dini hari. Polisi tersebut kesal lantaran baju seragam kepolisiannya tidak dicuci oleh istrinya. Karena kesal polisi tersebut mengusir istrinya bahkan dia juga sempat mengancam akan membunuh sang istri.

Lantaran takut, istrinya yang bernama Ni Putu Ayu Ekawati (29) bergegas membawa anaknya keluar rumah menuju rumah mertuanya yang tidak begitu jauh. Masih dalam emosi, polisi tersebut mengikuti istri dan anaknya dengan membawa pistol.

Orang tua dari Swartawan sempat mencoba menghentikan cekcok yang terjadi antara anaknya dan menantu. Sayang, orangtuanya pun tidak bisa menghentikan emosi anaknya di pagi buta itu.

Jika sebelumnya Swartawan berniat membunuh istrinya, namun kemudian dia justru mengarahkan pistol tersebut pada keningnya. Hanya satu kali tembakan dan Swartawan sudah roboh ke lantai.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement