Selasa 03 May 2016 19:28 WIB

Penyandera Empat WNI Belum Hubungi Pihak Indonesia

Pesawat victory News yang membawa Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) tawanan eroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pesawat victory News yang membawa Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) tawanan eroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso mengatakan pihak penyandera empat Warga Negara Indonesia anak buah kapal Tugboat Henry belum menghubungi pemerintah Indonesia.

"Ya masih general location kita sudah tahu. Nanti exact-nya kita cari. Suatu saat pasti dia menghubungi kita nanti," kata Sutiyoso ketika ditemui di area Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/5) sore.

Menurut Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso, crisis center masalah penyanderaan yang berada di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, menjadi pusat informasi mengenai isu terkait. Pemerintah, ujar Sutiyoso, tetap enggan memilih opsi pembayaran tebusan jika para penyandera memintanya.

Sutiyoso juga mengatakan belum ada informasi permintaan uang tebusan dari penyandera kepada pemerintah Indonesia. Indonesia akan menentukan upaya pembebasan setelah ada informasi lengkap mengenai keadaan WNI dan penyandera.

"Ya lihat situasinya kan berbeda-beda ya. Nanti berkembang bagaimana baru kita menentukan sikap, bagaimana yang kita pakai," jelas Bang Yos.

Empat anak buah kapal Tugboat Henry dan Tongkang Christi masih disandera perompak di Perairan Sulu. Pihak keamanan Malaysia berhasil menyelamatkan enam ABK lainnya saat Tugboat Henry dibajak.

Sebelumnya, pemerintah dan masyarakat Indonesia berhasil membebaskan sepuluh anak buah kapal Tugboat Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu. Pemerintah menggunakan upaya diplomasi total untuk membebaskan sepuluh sandera yang saat ini sudah kembali ke kediaman masing-masing.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement