REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra, berduka saat mengetahui Prof. Hj. Tutty Alawiyah AS telah dipanggil yang maha kuasa, Allah SWT, Rabu (4/5). Yusril pun menceritakan sepenggal kisahnya hingga mengenal sosok Tutty.
"Saya mengenal almarhumah sejak tahun 1975, ketika ayah beliau KH Abdullah Syafi’i masih ada," kata Yusril memulai kisahnya, seperti pesan tertulisnya yang diterima Republika.co.id.
Hampir tiap pekan, Yusril mendatangi Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan yang merupakan pusat kegiatan lembaga pendidikan dan dakwah As-Syafi’iyah. Ketika itu As-Syafiiyah yang di Jatiwaringin baru dimulai pembangunannya.
Yusril datang ke As-Syafi’iyah untuk menemani almarhum Prof. Osman Raliby, yang ketika itu selalu mengisi kegiatan dakwah di Radio As-Syafi’iyah. Prof Raliby adalah sahabat baik KH Abdullah Syafi’i.
"Saya ikut mengajar dan ikut mendirikan Fakultas Hukum Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA). Karena itu, saya sering bertemu dengan ibu Tutty Alawiyah," katanya.
Waktu berlalu hingga 2016. Sekitar 10 hari yang lalu, Yusril sempat berkomunikasi dengan Tutty. Dia memohon waktu bertemu membahas Pilgub DKI Jakarta. Namun pertemuan tertunda karena Tutty tiba-tiba sakit dan dirawat di Rumah Sakit MMC Kuningan hingga akhir hayat beliau.
"Saya merasa kehilangan dengan wafatnya beliau. Bu Tutty adalah orang yang sederhana, tetapi memiliki wawasan modern. Sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah berhenti belajar menambah ilmu."
Menurut Yusril, kegiatan dakwah Tutty tidak pernah berhenti. Di bawah kepemimpinan Tutty, As-Syafi’iyah berkembang pesat. Warisan ilmu dan amal yang Tutty tinggalkan untuk umat Islam dinilai besar sekali. "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Semoga khusnul khotimah."