Sabtu 07 May 2016 19:49 WIB

Dapat Nomor Urut Satu, Akom Optimistis Jadi Ketum Golkar

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Ade Komarudin pada acara sosialisasi Munaslub di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Ade Komarudin pada acara sosialisasi Munaslub di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon ketua umum Partai Golkar, Ade Komaruddin mendapat nomor urut satu dalam pemilihan Ketua Umum Golkar di musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) nanti. 

Akom, sapaan Ade Komaruddin, mengatakan, nomor urut satu ini menjadi petanda dirinya akan menjadi Ketua Umum Golkar.

"Ini kan nomor urut, tentu harus memerjuangkan supaya nomor urut 1 menjadi Golkar 1," ujarnya usai mengambil nomor urut bakal Caketum Golkar di DPP Partai Golkar, Slipi, Sabtu (7/5).

Akom mengatakan, akan berusaha untuk menjadi Ketua Umum Golkar di pemilihan nanti. Ketua DPR RI itu menjanjikan akan melakukan banyak hal untuk Golkar jika terpilih menjadi Ketua Umum nanti.

Namun, dirinya saat ini menyerahkan sepenuhnya soal strategi dan jalan menuju Golkar satu pada tim suksesnya. Ia mengaku optimistis dengan dukungan dari pemilik suara DPD I dan DPD II.

"Insya Allah, semua dukungan berbondong-bondong, saya selalu optimis," tegasnya.

Akom menegaskan tidak akan melepas jabatan Ketua DPR RI kalau terpilih sebagai Ketua Umum Golkar. Sebab, jabatan publik ini dianggap menjadi faktor kebesaran dari Golkar.

Terlebih, DPD I yang mendukungnya menyarankan untuk tidak melepas jabatan Ketua DPR kalau terpilih jadi Ketua Umum Golkar nanti.

"Pemilik suara daerah tingkat I dan II meminta saya tidak melepas jabatan itu, karena itu merupakan salah satu faktor bagi kebesaran partai," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement