REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto mengatakan penghapusan 3 in 1 pada jam tertentu sejumlah ruas jalan di DKI Jakarta menjadi macet parah. Terlebih kemacetan terfokus pada daerah-daerah yang menjadi titik 3 in 1.
"Kamacetan terjadi sampai malam hari," kata dia, Senin (9/5).
Ia mengungkapkan, dengan adanya 3 in 1 dinilai dapat mengurai kepadatan di jalan-jalan protokol, terutama di Jalan Soedirman-Thamrin. Namun jika sistem 3 in 1 tetap dijalankan, memang kenyataan di lapangan akan ada dampak sosial, seperti kemunculan Joki.
"Namun sebelum ada penggantinya saya kira 3 in 1 masih diperlukan juga," ujarnya.
Budiyanto menilai, bisa saja sistem 3 in 1 tidak diberlakukan pada pagi hari. Namun, sistem itu diberlakukan pada Sore hingga malam hari, dengan durasi selama 5 jam dari pukul 16.00 WIB sampai 20.00 WIB.
"Namun itu baru wacana-wacana dan belum diputuskan," ucapnya.
Untuk di jalan protokol yang diterapkan 3 in 1 dari Patung Kuda sampai Bundaran Senayan dan Kuningan sampai Semanggi yang sudah ada dari tahun 2003. Menurutnya jika 3 in 1 akan dihapus untuk pagi hari tidak terlalu masalah. Namun jika sore hari dihapus akan ada penumpukan kendaraan, karena masyarakat Jakarta pulang berbarengan.
Sebelumnya, pemprov DKI melalui Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta melakukan percobaan penghapusan sistim 3 in 1 dari tanggal 14 April hingga 14 Mei. Namun penghapusan 3 in 1 memicu meningkatnya kemacetan menjadi sebesar 24,35 persen.