REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yuda menilai Ketua Umum Partai Golkar mendatang harus mampu menyatukan seluruh kader partai tanpa sekat-sekat faksi. Kader-kader Golkar cukup lelah dilanda konflik internal hingga mengalami demoralisasi.
"Perpecahan hanya akan membonsai kerindangan pohon beringin dan menghambat kemajuan partai," kata Hanta Yuda, di Jakarta, Selasa (10/5).
Artinya, dia melanjutkan, Ketua Umum mendatang haruslah sosok yang dapat diterima semua kalangan, baik muda maupun tua. Juga bisa diterima baik di kubu Aburizal Bakrie (ARB) maupun kubu Agung Laksono (AL).
Dia menilai, di sinilah diperlukan sosok alternatif seperti Mahyudin yang dikenal sebagai kelompok Golkar Putih, yang tak pernah berpihak dalam faksi manapun. Bahkan Mahyudin tak masuk baik dalam kepengurusan versi Munas Bali maupun versi Munas Ancol.
Menurut Hanta Yuda calon ketua umum (caketum) Golkar harus cerdas, agar memiliki formula cemerlang membawa Golkar memenangkan berbagai perhelatan politik yang akan segera berlangsung.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyebut tokoh netral yang seperti Mahyudin ini sangat ideal untuk jadi Ketua Umum Golkar. “Menurut pengamatan saya, bisa saja Mahyudin jadi sosok pemersatu dan tokoh pemimpin perekat di Golkar," kata Emrus.
Perhelatan yang dimaksud adalah Pilkada Langsung 2017-2018 dan Pileg-Pilpres 2019. Untuk itu, calon ketua umum Mahyudin, memiliki empat strategi jitu dalam memenuhi harapan mengembalikan kejayaan Partai Golkar. Yaitu konsolidasi internal yang komprehensif, pengelolaan Kkader yang profesional, rebranding dan pembangunan nasional yang pro kepentingan rakyat.