REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Pemkab Sleman mengampanyekan gerakan makan daging kelinci, terutama bagi anak-anak. Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menyampaikan, daging hewan bertelinga panjang itu memiliki berbagai keunggulan.
"Daging kelinci memiliki nilai gizi yang tinggi serta kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging kambing atau sapi," katanya pada acara Gelar Potensi UPT di Kantor Unit Pelayanan Teknis Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutan (UPT BP3K) Seyegan, Selasa (10/5).
Kampanye gerakan makan daging kelinci diikuti oleh 90 murid TK di Kecamatan Seyegan. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Seyegan Sutarliyah menjelaskan, kampanye gerakan makan daging kelinci ini merupakan kegiatan tahunan yang pelaksanaannya diselenggarakan secara bergiliran.
Tahun lalu acara tersebut digelar di Kecamatan Depok dan tahun ini diadakan di Kecamatan Seyegan. Adapun sasarannya adalah murid-murid dari taman kanak-kanak. "Memang belum tentu semua orang mau makan daging kelinci. Maka itu, kami sengaja mengampanyekan bahwa daging kelinci halal dan memiliki nilai gizi yang cukup tinggi kepada masyarakat, dimulai dari anak-anak,” tutur Sutarliyah.
Ia menjelaskan, terkadang orang enggan memakan daging kelinci karena bentuknya yang lucu dan menyerupai tikus. Padahal kelinci yang dikonsumsi bukan kelinci hias, melainkan kelinci jenis pedaging. Hal itu ditambah harganya lebih murah dibanding sapi atau kambing, yakni sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per Kg.
Setiap tiga ons daging kelinci memiliki 6,8 gram lemak dan 37 persen kalori. Selain itu kelinci juga mengandung vitamin B12 yang tinggi. ”Biasanya yang banyak ditemui di masyarkat daging kelinci diolah menjadi sate,” kata Sutarliyah.