Kamis 12 May 2016 06:31 WIB

Sejarah Hari Ini: Blokade Berlin Dicabut

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Blokade Berlin/ilustrasi
Foto: AP file
Blokade Berlin/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 12 Mei 1949, krisis awal Perang Dingin berakhir ketika Uni Soviet mengangkat blokade 11 bulan melawan Berlin Barat. Blokade itu rusak karena sistem pengangkutan udara (airlift) Amerika Serikat-Inggris dicabut, pasokan besar dan penting untuk dua juta warga Berlin Barat.

Pada akhir Perang Dunia II Jerman dibagi menjadi empat sektor yang dikelola oleh empat kekuatan sekutu utama, yakni Uni Soviet, AS, Inggris dan Prancis. Berlin, ibu kota Jerman itu juga dibagi menjadi empat sektor.

Masa depan Jerman dan Berlin adalah titik utama dalam pembicaraan perjanjian pascaperang, terutama setelah AS, Inggris dan Prancis berusaha menyatukan zona pendudukan mereka ke zona ekonomi tunggal.

Pada Maret 1948, Uni Soviet mundur dari Dewan Pengawas Pemerintahan Sekutu yang menduduki Jerman. Pada Mei, tiga kekuatan Barat sepakat untuk pembentukan segera Jerman Barat, bangsa sepenuhnya independen dari Soviet yang menduduki Jerman Timur. Tiga sektor Berlin Barat bersatu sebagai Berlin Barat yang berada di bawah pemerintahan Jerman Barat.

Pada 20 Juni, sebagai langkah besar menuju pembentukan pemerintah Jerman Barat, kekuatan barat memperkenalkan mata uang baru di Jerman Barat dan Berlin Barat. Soviet mengutuk langkah ini sebagai serangan terhadap mata uang Jerman Timur.

Pada 24 Juni, blokade semua kereta api, jalan dan aliran air antara Berlin dan Barat dilakukan. Soviet mengatakan, empat kekuatan di Berlin berhenti menyatukan Berlin Barat dan kekuatan Barat tidak bisa berlama lagi di wilayah itu. Dengan blokade makanan, bahan bakar dan kebutuhan lain ke Berlin Barat, Soviet beralasan wilayah tersebut akan segera jatuh ke bawah kontrol Komunis.

Inggris dan AS merespons dengan mengerahkan airlift terbesar dalam sejarah. Mereka menerbangkan 278.288 misi pertolongan selama 14 bulan ke depan. Soviet tidak membuat upaya besar untuk mengganggu airlift. Sebagai balasan terhadap blokade Soviet, kekuatan Barat juga meluncurkan embargo perdagangan terhadap Jerman Timur dan negara-negara blok Soviet lainnya.

Dengan memudarnya kekuasaan Soviet di akhir 1980-an, Partai Komunis di Jerman Timur mulai kehilangan cengkeramannya pada kekuasaan. Puluhan ribu warga Jerman Timur mulai melarikan diri dan pada 1989, Tembok Berlin runtuh.

Selanjutnya: Gempa Bumi Terbesar Cina Guncang Wenchuan

 

 

sumber : BBC
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement