Senin 16 May 2016 16:08 WIB

Indonesia Siapkan Tiga Sektor Kerja Sama dengan IDB

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
 Sidang tahunan IDB ke-41 di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (15/5).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sidang tahunan IDB ke-41 di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (15/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai salah satu negara anggota Islamic Development Bank (IDB), Indonesia telah mendapat banyak bantuan untuk menjalankan berbagai program yang sesuai dengan visi misi pemerintah setiap tahunnya. Bahkan Indonesia telah meminta agar IDB bisa turut serta mensuskseskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.

Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral, Badan Perencaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dewo Broto Joko Putranto mengatakan, Indonesia telah menyiapkan fokus area yang akan dikerjasamakan dengan IDB pada 2016-2020 guna mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut Dewo, dukungan dari IDB nantinya akan sesuai dengan permintaan dari Indonesia.

"Jadi kita minta ke mereka (IDB) untuk mendukung program ini, itu, dan program lain. Mereka harus ikut dengan programnya," kata Dewo di sela-sela acara Annual Meeting IDB ke-41, Jakarta, Senin (16/5).

Dewo menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan tiga sektor. Sektor pertama yaitu untuk mengurangi kesenjangan daerah, ‎ kedua mengenai pendalam industri keuangan syariah, dan ketiga berupa dukungan integrasi regional. Tiga tematik ini mencakup sejumlah fokus lain yang dijabarkan yang kemudian akan didukung oleh IDB.

Sektor pertama akan difokuskan untuk area energi, transportasi, pembangunan perkotaan, pendidikan dan peningkatan keterampilan, serta pembangunan sektor swasta.‎ Sektor kedua yang berhubungan dengan industri ekonomi syariah lebih berhubungan dengan dukungan regulator sektor keuangan, penguatan sektor keuangan mikro syariah, dukungan lembaga keuangan syariah termasuk mengenai waqaf dan zakat, serta peningkatan kapasitas industri keuangan syariah. Sementara sektor ketiga adalah lebih fokus pada memperluas hubungan timbal balik dan dukungan untuk program integrasi regional.

"Misalnya dalam RPJM (2015-2019) pemerintah menargetkan rasio pengguna listrik hingga 97 persen. Nah dari IDB kita dorong agar mereka membantu untuk pengembangan transmisinya," kata Dewo.

Untuk pengembangan industri keuangan syariah, kata Dewo, pemerintah telah menginisiasi agar keuangan syariah mampu‎ ditingkatkan perannya dari 4,12 persen pada 2014 menjadi 25 persen pada 2019. Dengan keinginan ini, IDB nantinya bakal memberikan sejumlah bantuan agar target ini bisa tercapai. Salah satu contoh, IDB akan memberikan pelatihan terhadap asosiasi perbankan syariah, hingga mendirikan lembaga keuangan syariah mikro.

‎Dewo mengatakan, sejauh ini pendanaan dari IDB lebih bayak diberikan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari 36 persen total bantuan IDB yang menyasar sektor pendidikan 31 persen diberikan untuk sektor pertanian dan pembangunan berbasis masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement