Rabu 18 May 2016 18:08 WIB

Serapan Bulog Cirebon 43,7 Persen

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog, Jl Gedebage, Kota Bandung, Selasa (29/3).
Foto: Ade Lukman Hakim
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog, Jl Gedebage, Kota Bandung, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Memasuki pertengahan Mei, realisasi penyerapan Bulog Sub Divre Cirebon sudah mencapai 43,7 persen. Hingga kini, harga gabah di tingkat petani masih tinggi.

Kepala Bulog Sub Divre Cirebon Titov Agus S menyebutkan, target prognosa penyerapan Bulog Su Divre Cirebon tahun ini mencapai 140 ribu ton. Dari jumlah itu, realisasi penyerapan sudah mencapai 61.114 ton.

“Berarti sudah 43,7 persen,” katanya, Rabu (18/5).

Pihaknya terus menggenjot penyerapan setiap harinya. Ditargetkan, pada akhir Juni mendatang penyerapan sudah mencapai 70 persen. Untuk itu, Bulog Sub Divre Cirebon memiliki 95 mitra kerja ditambah dengan empat satuan kerja (satker). Satker itu langsung turun ke lapangan guna menyerap gabah petani yang panen.

Sementara itu, berdasarkan pantauan, harga gabah di tingkat petani masih tinggi. Seperti misalnya di Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, harga gabah kering panen (GKP) mencapai Rp 3.800 per kg.

“Banyak yang datang untuk membeli gabah saya,” ujar seorang petani di Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kirno.

Petani yang memiliki lahan seluas tiga hektare itu memilih menjual sebagian hasil panennya untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan sisanya, disimpan sambil menunggu harga lebih tinggi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement